Salin Artikel

Komnas HAM: Korban Meninggal di Kerangkeng Manusia di Langkat Jadi 6

Hal itu disampaikan Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam konferensi pers, Rabu (2/3/2022).

“Di awal kami ada tiga korban meninggal habis itu kami berproses sendiri sampai dua minggu lalu dan kami mendapat informasi jumlah korban bertambah tiga lagi. Jadi total ada 6 orang meninggal,” jelas Anam.

Namun terkait penyebab kematian, Anam mengaku pihaknya belum mengetahui secara detail.

“Yang tiga orang apakah ada penyiksaan, kekerasan atau akibat tindakan lain kami belum mendalaminya,” ucapnya.

Maka terkait proses penyelidikan lanjutan Komnas HAM menyerahkannya pada pihak kepolisian.

“Oleh karenanya ini jadi perhatian kepada teman-teman kepolisian untuk melakukan pemeriksaan,” tutur dia.

Selain itu Analis Pelanggaran HAM Komnas HAM Yasdad Al Farisi menerangkan terdapat 26 kekerasan pada penghuni penjara.

Kekerasan itu berupa pemukulan pada muka, rahang, bibir dan bagian rusuk. Kemudian para penghuni juga dicambuk, dicemburkan dalam kolam dan diminta bergelantung seperti monyet.

“Lalu dicambuk anggota tubuhnya menggunakan selang, mata dilakban, kaki dipukul menggunakan palu, atau martil hingga kuku terlepas,” sebutnya.

“Dipaksa tidur di atas daun atau ulat gatal, dipaksa makan cabai, serta tindakan kekerasan lain,” papar Yasdad.

Hingga saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan atas penjara manusia milik Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin-angin.

Sementara itu Komnas HAM telah menyampaikan sejumlah temuan antara lain terjadi kekerasan, korban meninggal yang bertambah dan keterlibatan anggota TNI dan Polri pada penjara manusia itu.

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/02/18365751/komnas-ham-korban-meninggal-di-kerangkeng-manusia-di-langkat-jadi-6

Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke