Salin Artikel

Deretan Kontroversi Arteria Dahlan: Minta Kajati Berbahasa Sunda Dicopot hingga Dipanggil "Yang Terhormat"

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPR RI dari Fraksi PDI-Perjuangan, Arteria Dahlan, lagi-lagi menjadi sorotan.

Terbaru, ia meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin mencopot seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) yang berbicara menggunakan bahasa Sunda dalam sebuah rapat.

Permintaan ini Arteria sampaikan dalam rapat kerja Komisi III DPR dengan Kejaksaan Agung, Senin (17/1/2022).

"Ada kritik sedikit Pak JA (Jaksa Agung), ada Kajati, Pak, dalam rapat, dalam raker itu ngomong pakai bahasa Sunda. Ganti, Pak, itu," pinta Arteria.

Tidak jelas siapa Kajati yang Arteria maksud. Namun, menurut dia, dalam memimpin rapat seorang Kajati harus menggunakan bahasa Indonesia agar tak terjadi salah persepsi dari orang yang mendengarnya.

"Kita ini Indonesia, Pak. Nanti orang takut, kalau pakai bahasa Sunda ini orang takut, ngomong apa, Kami mohon yang seperti ini dilakukan tindakan tegas," ujarnya.

Pernyataan Arteria ini pun menuai kontroversi. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, bahkan mendorong Arteria untuk meminta maaf ke masyarakat Sunda.

Merespons hal itu, Arteria tak bergeming. Anggota Komisi III itu justru mempersilakan masyarakat yang tak terima pada ucapannya melaporkan dia ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.

Bukan sekali ini saja nama Arteria ramai diperbincangkan publik. Tindakan dan ucapannya berulang kali jadi sorotan.

Berikut deretan kontroversi Arteria Dahlan yang dirangkum Kompas.com.

1. Cekcok dengan penumpang pesawat

Akhir November lalu, Arteria dan ibundanya, Wasniar Wahab, terlibat cekcok dengan seorang perempuan yang mengaku anak jenderal bintang tiga bernama Rindu Anggiat Pasaribu.

Percekcokan itu bermula ketika pesawat yang ditumpangi Arteria, Wasniar, dan Anggiat mendarat di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Minggu (21/11/2021).

Perseteruan ketiganya viral setelah rekaman videonya diunggah di akun Instagram Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, @ahmadsahroni88.

Persoalan itu diduga terjadi ketika Wasniar dan Anggiat hendak mengambil barang mereka masing-masing yang sebelumnya dititipkan di bagasi pesawat. Dari video, nampak Anggiat berkali-kali membentak ibunda Arteria.

"Udah diam aja, Bu," ucap Anggiat sambil menunjuk ibu Arteria.

"Eh, jangan tunjuk-tunjuk," balas Wasniar bersamaan dengan Arteria.

Perselisihan keduanya pun memanas hingga ibunda Arteria menyebut Anggiat tak punya sopan santun sama sekali. Anggiat membalasnya dengan kata-kata yang tidak sopan.

"Kamu kok ngata-ngatain gila sih? Kamu yang gila," ucap perempuan itu.

Dalam video itu, Arteria nampak mempertanyakan siapa orang tua Anggiat. Ia juga berulang kali menyebut akan memperpanjang urusan tersebut.

Benar saja, tak lama setelahnya kedua pihak membuat laporan ke kepolisian. Baik pihak Arteria maupun Anggiat sama-sama mengaku tersinggung atas perkataan satu sama lain.

Namun demikian, perseteruan tersebut berakhir damai setelah Anggiat meminta maaf ke Arteria dan ibundanya. Permintaan maaf itu disampaikan Anggiat langsung di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (25/11/2021).

Dalam pertemuan itu, Anggiat bersalaman serta mencium tangan Arteria dan Wasniar sambil menangis.

2. Minta penegak hukum tak dikenakan OTT

Pada November lalu, pernyataan Arteria juga sempat menuai kontroversi. Ia menyatakan bahwa polisi, jaksa, dan hakim semestinya tidak bisa ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK.

Arteria beralasan, ketiganya merupakan simbol negara dalam penegakan hukum.

OTT selama ini juga dinilai membuat gaduh dan menyebabkan rasa saling tidak percaya antarlembaga. Oleh karenanya, menurut Arteria, OTT hendaknya tidak dimaknai sebagai satu-satunya cara melakukan penegakan hukum.

"Sebaiknya aparat penegak hukum, polisi, hakim, jaksa, KPK, itu tidak usah dilakukan instrumen OTT terhadap mereka. Alasannya pertama mereka ini adalah simbolisasi negara di bidang penegakan hukum, mereka simbol-simbol, jadi marwah kehormatan harus dijaga," kata Arteria saat dihubungi, Jumat (19/11/2021).

Pernyataan Arteria itu langsung dihujani kritik yang bahkan datang dari pimpinan Komisi III sendiri.

3. Sebut Emil Salim Sesat

Pada 2019 lalu, sikap Arteria juga menuai kritik publik. Dalam acara Mata Najwa yang ditayangkan Trans 7 pada 9 Oktober 2019, ia berdebat dengan ekonom senior Emil Salim.

Dalam perdebatan itu, Arteria berulang kali menuding Emil sesat karena Menteri Lingkungan Hidup era Presiden Soeharto itu menyebut bahwa KPK menyampaikan laporan pertanggungjawaban setiap tahun. Bahkan, tudingan itu dilemparkan Arteria sembari menunjuk-nunjuk Emil.

"Tidak ada, Prof. Prof sesat nih," kata Arteria sambil menunjuk-nunjuk Emil.

Tidak puas berbicara sambil duduk, Arteria bahkan berdiri sambil menunjukkan tangan ke arah Emil sambil berkata, "Ini namanya sesat."

Sikap Arteria ini menuai banyak kritik karena dianggap tidak sopan pada tokoh senior yang malang melintang di pemerintahan.

4. Mengumpat kasar ke Kemenag

Sikap Arteria juga sempat jadi sorotan pada Maret 2018 silam. Hal ini karena dia melontarkan umpatan kasar ke Kementerian Agama (Kemenag) ketika rapat bersama membahas kasus First Travel di Kompleks Parlemen, Jakarta, 28 Maret 2018.

Semula, Jaksa Agung HM Prasetyo menyinggung kasus First Travel yang sedang disidangkan di Pengadilan Negeri Depok.

Arteria pun meminta Kejaksaan tidak hanya menginventarisasi aset First Travel, tetapi juga secara aktif melacaknya karena itu berkaitan dengan kerugian masyarakat.

Dalam rapat Arteria juga menyampaikan pandangannya bahwa Kemenag tidak berhasil melakukan pencegahan penipuan oleh biro perjalanan umrah terhadap para jemaah.

"Yang dicari jangan kayak tadi Bapak lakukan inventarisasi. Pencegahannya, Pak. Ini Kementerian Agama bang**t, Pak, semuanya, Pak," kata Arteria kepada Prasetyo.

Merespons hal itu, Kemenag tak terima. Menteri Agama kala itu, Lukman Hakim Saifuddin, mengadukan Arteria ke MKD DPR.

5. Minta dipanggil "Yang Terhormat"

Pada 2017 silam ucapan Arteria juga sempat menuai kritikan. Dalam rapat kerja antara Komisi III dengan KPK, 11 September 2017, ia meminta pimpinan KPK memanggil dirinya dan anggota DPR lain dengan sebutan "Yang Terhormat".

Arteria protes karena lima pimpinan KPK sejak awal rapat tak memanggil anggota dewan dengan sebutan itu.

"Ini mohon maaf ya, saya kok enggak merasa ada suasana kebangsaan di sini. Sejak tadi saya tidak mendengar kelima pimpinan KPK memanggil anggota DPR dengan sebutan 'Yang Terhormat'," kata Arteria.

Menurut dia, sudah sepantasnya pimpinan KPK memanggil anggota DPR dengan sebutan 'Yang Terhormat' selama rapat.

Bahkan, kata Arteria, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan Presiden Joko Widodo juga memanggil anggota DPR dengan sebutan 'Yang Terhormat' sebagai penghormatan.

"Malahan Pak Tito memanggil kita kadang dengan sebutan 'Yang Mulia'. Ini pimpinan KPK sejak tadi enggak ada yang memanggil kita dengan sebutan 'Yang Terhormat'," kata dia.

Mendengar protes itu, Wakil Ketua KPK saat itu, Basaria Panjaitan, lantas mengucapkan sebutan "Yang Terhormat" setiap kali menjawab pertanyaan dalam rapat tersebut.

https://nasional.kompas.com/read/2022/01/20/05250031/deretan-kontroversi-arteria-dahlan-minta-kajati-berbahasa-sunda-dicopot

Terkini Lainnya

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke