Salin Artikel

Duet Airlangga-Andika 2024 Dinilai Sulit Terjadi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, duet Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di Pilpres 2024 sulit terjadi.

Ujang mengatakan, Partai Golkar seharusnya mencari figur atau tokoh lain selain Andika yang memiliki elektabilitas tinggi untuk mendampingi Airlangga dalam Pilpres 2024.

"Duet ini sulit terjadi. Karena, mestinya cawapres Airlangga itu figur atau tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi," kata Ujang saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/1/2022).

Menurut dia, penilaian itu terjadi karena kenyataannya, elektabilitas Airlangga dalam sejumlah survei nasional masih lemah untuk diusung sebagai capres.

"Karena, figur atau tokoh itu (cawapres) untuk mengisi kelemahan Airlangga soal elektabilitas yang masih harus ditambah," jelasnya.

Catatan Kompas.com, berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis pada Oktober 2021, elektabilitas Airlangga sebesar 0,3 persen pada simulasi semi terbuka 42 nama dan 0,5 persen pada simulasi tertutup 15 nama.

Pada Agustus 2021, survei Charta Politika merilis bahwa elektabilitas Airlangga berada di angka 0,7 persen pada model simulasi banyak nama.

Kemudian, hasil survei Politika Research & Consulting bersama Parameter Politik Indonesia, November-Desember 2021, Airlangga tercatat hanya memiliki elektabilitas 0,6 persen pada simulasi 32 nama calon presiden.

Elektabilitas Airlangga kalah jauh tertinggal dibanding nama-nama yang ada di papan atas survei tersebut, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (23,1 persen), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (21,6 persen) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (11,4 persen).

Beralih ke duet Airlangga-Andika, Ujang menilai kans Andika Perkasa berhasil diusung Golkar pada 2024 sebagai cawapres juga sulit terjadi. Sebab, Andika bakal pensiun dari Panglima TNI pada akhir 2022.

"Jika sudah pensiun, tak akan jadi magnet politik lagi," tutur Ujang.

Oleh karena itu, ia mengemukakan agar Golkar mencari tokoh lain sebagai pasangan Airlangga dengan mempertimbangkan elektabilitas tinggi.

"Ya, jika ingin menang, ya mesti cari pasangan Airlangga yang memiliki elektabilitas oke," ujarnya.

Selain itu, Golkar juga dipandang wajib berkoalisi dengan partai lain dalam Pilpres 2024 karena terhalang presidential threshold 20 persen. Apabila hal itu tak dilakukan, maka Golkar tak akan bisa mengusung Airlangga, terlebih menjadikan Andika sebagai cawapres.

Hanya saja, Ujang mengingatkan bahwa koalisi tentu akan menimbulkan efek bagi Golkar, yaitu bisa saja tidak jadi mencalonkan Andika sebagai cawapres.

Sebab, menurut dia, tentu partai lain akan mengajukan calon masing-masing untuk posisi cawapres.

"Koalisi dengan partai lain itu pula, partai lain itu akan ajukan cawapres pendamping Airlangga," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono menilai, duet Airlangga-Hartarto merupakan representasi dari kalangan ekonomi dan pertahanan.

"Itu memang satu paket yang menarik ya, tapi ya kita jangan tergesa-gesa lah," kata Dave di kantor DPP Golkar, Selasa (11/1/2022).

"Kita kan sekarang fokus kepada Pak Airlangga, menaikkan elektabilitas, pekerjaan untuk sosialisasikan beliau, kita tidak berpikir untuk mencari figur lain," ia melanjutkan.

Dave menilai bahwa Andika sejauh ini cukup sigap menyikapi berbagai isu.

Menurutnya, komunikasi antara Andika dengan partai-partai politik di DPR juga berjalan dengan baik.

https://nasional.kompas.com/read/2022/01/12/13044651/duet-airlangga-andika-2024-dinilai-sulit-terjadi

Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke