Salin Artikel

Pertemuan Prabowo dan Megawati yang Dikritik Demokrat karena Berlangsung di Istana...

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan antara Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (17/11/2021), menuai polemik.

Pertemuan yang berlangsung di salah satu ruang VVIP di Istana Negara itu bersamaan dengan momen pelantikan mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI.

Mulanya, informasi mengenai pertemuan itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto.

"Pada saat saya mendampingi Ibu Megawati, saya lihat Pak Prabowo berjalan cepat menuju tempat Bu Mega. Lalu saya sampaikan ke Ibu, ada Pak Prabowo," kata Hasto dalam keterangannya, Kamis (18/11/2021).

"Ibu Mega lalu menunggu, bersalam sapa dengan hangat, dan kemudian masuk ke ruangan VVIP bersama, dengan Mas Pramono Anung dan saya dampingi," ucap dia.

Namun, Hasto tak membeberkan apakah pertemuan itu dilakukan sesudah atau sebelum pelantikan Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi Panglima TNI.

Hasto juga tak mengungkapkan detail pertemuan antara Megawati dan Prabowo. Ia hanya menambahkan pertemuan tersebut juga dihadiri oleh putri Ketua Umum PDI-P Puan Maharani yang juga merupakan Ketua DPR.

Ia hanya mengatakan bahwa pertemuan itu membahas seputar politik kebangsaan dan berbagai dinamika politik nasional.

Dikritik Partai Demokrat

Pertemuan itu pun mendapat kritik dari Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng. 

Ia lantas membandingkannya dengan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menurut dia tak pernah menggunakan Istana Kepresidenan untuk pertemuan politik dengan petinggi partai.

Kalau di zaman Pak SBY, kegiatan politik kepartaian biasanya dilakukan di Cikeas," kata Andi.

Andi mengaku heran pertemuan yang mengagendakan politik itu bisa terjadi di Istana Negara, tanpa ada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Bagaimana mungkin ada orang-orang yang bukan presiden menjabat, melakukan pertemuan politik kepartaian di Istana Presiden. Presiden saja tidak pantas melakukannya. Apakah sudah mendapat izin Presiden?" kata eks Jubir SBY itu.

Andi kemudian menjelaskan alasan mengapa Istana Negara tidak boleh dijadikan sebagai tempat pertemuan politik kepartaian.

Ia mengatakan, Istana Negara maupun Istana Merdeka merupakan simbol Lembaga Kepresidenan. Oleh karena itu, kata Andi, sejak dahulu, Istana Kepresidenan tidak pernah digunakan untuk agenda politik kepartaian.

"Di situ Presiden RI berkantor, dan melakukan aktivitas kenegaraan. Sekaligus bisa juga menjadi tempat kediaman Presiden," ujar dia.

Menurut dia, jikalau presiden sekalipun ingin mengadakan pertemuan politik kepartaian, maka tak digelar di Istana Kepresidenan.

"Biasanya dilakukan di Wisma Negara, yang berada di samping Istana Negara dan Istana Merdeka," ujar Andi. 

Tanggapan Istana

Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini pun menanggapi pertemuan antara Prabowo, Megawati, dan Puan tersebut. Ia mengatakan, tidak ada yang perlu dipermasalahkan dari pertemuan itu.

"Saya kira tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Semua orang hadir di Istana Negara dengan kapasitas dan relevansinya," ujar Faldo saat dikonfirmasi pada Senin (22/11/2021).

"Artis juga sering ke istana, influencer juga, sampai peternak juga ada. Jadi, tidak ada yang aneh," kata dia.

Faldo menuturkan, Megawati Soekarnoputri adalah ketua partai politik dan tokoh senior yang dibutuhkan partisipasinya untuk pemerintahan.

Sementara itu, Puan Maharani merupakan Ketua DPR RI. Sedangkan, Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan sama-sama berada di pemerintahan.

"Tentu semuanya dalam kapasitas masing-masing," kata dia.

Saat disinggung mengapa Presiden Joko Widodo tidak ikut dalam pertemuan yang disebut membicarakan hal politik itu, Faldo menegaskan sudah ada agenda masing-masing.

Terlebih saat itu merupakan hari pelantikan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Pembicaraan mengenai politik pun disebutnya wajar karena ketiga tokoh juga merupakan politisi.

"Orang politik ketemu ya pasti bicara politik. Tidak ada yang aneh, lah. Bercandaan saja pasti ada politiknya. Presiden kan tidak harus ikut semuanya, sudah ada agenda masing-masing," kata dia.

"Itu kan sedang dalam momen pelantikan panglima, jadi itu duduk-duduk berfoto, sambil ngobrol. Ya biasa saja," ucap Faldo.

https://nasional.kompas.com/read/2021/11/22/14402341/pertemuan-prabowo-dan-megawati-yang-dikritik-demokrat-karena-berlangsung-di

Terkini Lainnya

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke