Salin Artikel

Polemik PCR, Anggota DPR: Kalau India Bisa Produksi Sendiri, Kenapa Indonesia Tidak?

Nurhadi mengatakan, pemerintah menyebut alasan biaya tes PCR India lebih murah karena negara itu mampu memproduksi komponen alat sendiri.

"Pertanyaannya, kenapa Indonesia tidak bisa produksi tes PCR di dalam negeri? Sesulit apakah? Kendalanya apa? Komisi IX DPR ingin kejelasan," kata Nurhadi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/10/2021).

Padahal, lanjut dia, Indonesia dinilai tak kalah mumpuni di bidang kesehatan dibandingkan India.

Ia mengungkapkan, Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia yang mumpuni di bidang kesehatan.

"Kita punya orang-orang hebat dan mumpuni di bidang kesehatan. Masa, enggak bisa produksi sendiri?," tanya Nurhadi.

Atas hal tersebut, politisi Partai Nasdem ini mendesak pemerintah transparan saja terkait harga dasar dari tes PCR.

Menurut dia, pandemi Covid-19 sudah terhitung 1,5 tahun mewabah di Indonesia.

Dengan durasi waktu yang tak sebentar itu, Nurhadi mengingatkan pemerintah untuk serius menangani pandemi. Terutama, polemik tes PCR yang terus berkepanjangan.

Salah satu yang disoroti publik adalah biaya tes PCR masih tinggi meski sudah diturunkan menjadi Rp 300.000.

Menurut dia, harga itu justru masih bisa diturunkan kembali.

"Sudah bagus harganya diturunkan, harusnya bisa lebih murah lagi biar masyarakat tidak lagi mengeluhkan betapa mahalnya tarif yang harus dikeluarkan bila mau bepergian," jelasnya.

Selain itu, ia berpendapat jika harga tes masih tinggi, maka masyarakat akan berspekulasi adanya permainan bisnis laboratorium terkait PCR.

"Jangan sampai masyarakat berpikir ada permainan impor tes swab PCR ini. Masyarakat saat ini ingin pandemi segera berakhir dengan dibarengi ekonomi segera pulih kembali," pungkas dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Presiden Joko Widodo meminta harga tes PCR turun menjadi Rp 300.000.

"Arahan Presiden agar harga PCR dapat diturunkan menjadi Rp 300.000 dan berlaku selama 3x24 jam untuk perjalanan pesawat," kata Luhut Luhut dalam konferensi pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (25/10/2021).

Luhut mengatakan, meskipun kasus Covid-19 sudah menurun, pemerintah harus tetap memperkuat 3T (testing, tracing, treatment) dan protokol kesehatan 3M agar tidak terjadi lonjakan kasus terutama selama periode libur Natal dan tahun baru.

"Secara bertahap penggunaan PCR akan diterapkan pada transportasi lainnya selama mengantisipasi Natal dan Tahun Baru," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengklarifikasi terkait masih tingginya harga tes PCR di Indonesia jika dibandingkan India.

Budi mengatakan, India sejauh ini menjadi negara dengan harga tes PCR paling murah, salah satunya dikarenakan negara tersebut bisa memproduksi alat tes sendiri.

"Yang paling bawah memang India, India murah sekitar Rp 160.000-an karena memang india karena produksinya di dalam negeri," Budi beralasan dalam konferensi pers secara virtual melalui kanal YouTube Perekonomian RI, Selasa (26/10/2021).

https://nasional.kompas.com/read/2021/10/27/15420901/polemik-pcr-anggota-dpr-kalau-india-bisa-produksi-sendiri-kenapa-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke