Salin Artikel

Ini Hasil Evaluasi PPKM 21-27 September dari Pemerintah

Kebijakan penanganan pandemi Covid-19 itu kali terakhir diperpanjang pada 21 September 2021 dan bakal berakhir 4 Oktober mendatang.

PPKM diperpanjang setiap dua pekan, namun evaluasi dilakukan setiap minggunya.

Berikut hasil evaluasi PPKM dalam seminggu terakhir yang disampaikan pemerintah.

1. Perbaikan situasi

Pemerintah mengklaim bahwa situasi pandemi di Indonesia kian menunjukkan perbaikan. Hal itu dibuktikan dari menurunnya angka kasus aktif hingga reproduksi virus corona.

Secara nasional, kasus aktif Covid-19 turun hingga 92,6 persen dibanding puncaknya pada 24 Juli 2021.

Per Senin (27/9/2021) kasus aktif nasional berada di angka 40.270 kasus. Angka ini lebih rendah dibandingkan September tahun lalu yang mencapai 43.059 kasus.

Penambahan kasus Covid-19 harian juga diklaim terus menunjukkan penurunan. Secara nasional, pada Senin  (27/9/2021) bertambah 1.390 kasus Covid-19 dalam sehari.

Koordinator PPKM Jawa-Bali ini mengatakan, penurunan juga terjadi di wilayah Jawa-Bali. Penambahan kasus Covid-19 di wilayah ini turun hingga 98 persen dibanding pada puncak penambahan kasus yakni 15 Juli 2021.

Hal itu berimbas pada menurunnya tingkat reproduksi virus corona. Di Jawa, angka reproduksi virus berada di angka 0,95 persen.

Di Bali, tingkat reproduksi Covid-19 masih lebih tinggi dibanding Jawa, yakni 1,01 persen. Sementara tingkat reproduksi Covid-19 di Sumatera mencapai 0,98 persen.

"Jadi tempat lain saya kira di bawah Jawa juga tadi juga membaik," kata Luhut.

Sementara, Menteri Koordinator Perekonomian yang juga Koordinator PPKM Luar Jawa-Bali Airlangga Hartarto menyampaikan, kasus aktif Covid-19 mayroitas berasal dari luar wilayah Jawa-Bali.

“Kasus aktif nasional yang 42.769 kasus (per 26 September 2021), distribusi luar Jawanya sebesar 62,84 persen,” kata Airlangga, Senin (27/9/2021).

Ia juga mengungkap bahwa angka kesembuhan pasien Covid-19 di Jawa-Bali lebih rendah dari rata-rata nasional, sedangkan angka kematian pasien di luar Jawa-Bali melebihi rata-rata nasional.

"Kesembuhan nasional yang 95,62 persen di luar Jawa Bali adalah 94,96 persen. Tingkat kematian nasional 3,36 persen dan luar Jawa Bali adalah 3,08 persen," ujarnya.

2. Mobilitas melonjak

Sebagaimana diketahui, pemerintah terus melakukan pelonggaran pembatasan PPKM. Pelonggaran dilakukan pada berbagai sektor, mulai dari perkantoran, pendidikan, pusat perbelanjaan, hingga wisata.

Akibat pelonggaran itu, pemerintah mencatat terjadi lonjakan mobilitas warga, khususnya di sektor ritel dan rekreasi.

"Peningkatan mobilitas terutama terjadi di aktivitas ritel dan recreation park," kata Luhut yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali itu.

"Ini mobilitas tetap menunjukkan peningkatan walaupun sudah diambil langkah-langkah macam-macam, mulai genap ganjil dan sebagainya," tuturnya.

Luhut mencontohkan, lebih dari 10.000 orang mengunjungi Pantai Pangandaran, Jawa Barat, pada akhir pekan kemarin.

Padahal, telah diberlakukan sejumlah aturan, seperti mekanisme ganjil genap, untuk mencegah membeludaknya pengunjung.

Peristiwa itu, kata Luhut, perlu menjadi perhatian bersama. Sebab, peningkatan mobilitas penduduk berpotensi menyebabkan lonjakan virus corona.

"Mungkin orang sudah sangat lelah untuk tinggal di rumah. Itu tinggal pengaturannya harus kita sama-sama perhatikan karena berbahaya kalau tidak ditangani dengan baik," ujarnya.

3. Testing diklaim baik

Dari segi testing, pemerintah mengungkap, saat ini angka pengetesan Covid-19 di Indonesia rata-rata mencapai 170.000 orang per hari.

Luhut pun mengklaim bahwa angka tersebut sudah cukup baik meski belum memenuhi target yang ditetapkan pemerintah.

"Jadi kalau ada orang berkomentar testing itu cuma 30.000, sekarang yang di-testing itu rata-rata 170.000 per hari. Saya ulangi, 170.000-an per hari," kata Luhut.

"Jadi angka itu cukup oke walaupun target kami sebenarnya masih lebih dari itu," tuturnya.

Luhut juga mengklaim bahwa angka tracing atau penelusuran kontak erat pasien Covid-19 mengalami peningkatan.

Pekan lalu, persentase tracing mencapai 26 persen di Jawa-Bali. Sementara pada pekan ini persentase tracing di Jawa-Bali meningkat menjadi 36 persen.

4. Bantah klaster sekolah

Pelonggaran aktivitas pendidikan dengan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) diklaim pemerintah menunjukkan hasil yang baik.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menepis kabar yang menyenutkan bahwa ribuan lebih sekolah yang melaksanakan PTM terbatad menjadi klaster Covid-19.

Sebab, kata dia, data yang diperolehnya menunjukkan kasus Covid-19 di sekolah lebih sedikit.

"Jadi kalau banyak yang kemarin diskusi atau beredar hoaks bahwa klaster (Covid-19) yang demikian banyak, sebenarnya enggak demikian," kata Budi, Senin (27/9/2021).

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) juga menyampaikan klarifikasi terkait isu 2,8 persen sekolah menjadi klaster Covid-19 selama menggelar PTM.

Ia menegaskan, data 2,8 persen itu merupakan angka kumulatif selama masa pandemi.

“Angka 2,8 persen satuan pendidikan walaupun itu sudah kecil tetapi itu pun data kumulatif bukan data per 1 bulan, jadi itu semua dari seluruh masa Covid ini bukan dari bulan terakhir di mana PTM terjadi,” kata Nadiem.

Nadiem mengatakan, angka 2,8 persen yang diperoleh dari laporan sekolah itu belum tentu  berasal dari sekolah yang sudah menggelar PTM terbatas saja.

5. Pandemi jadi endemi

Meski terus menunjukkan perbaikan situasi, Luhut mewanti-wanti seluruh pihak tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan.

"Angka-angka ini membuat kita tidak boleh berpuas diri, justru hati-hati," kata dia.

Peringatan sama disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Jokowi meminta masyarakat bersiap hidup berdampingan dengan Covid-19.

Ia masyarakat tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan ketat mulai dari memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"Kini, kita bersiap untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 dan menyambut pandemi ini sebagai endemi karena Covid-19 takkan hilang dari muka bumi dalam waktu yang lama," kata Jokowi melalui akun Instagram resminya @jokowi, Senin (27/9/2021).

"Tetaplah waspada dan jangan pernah lengah, Covid-19 tetap mengintai di sekitar kita," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/09/28/08054341/ini-hasil-evaluasi-ppkm-21-27-september-dari-pemerintah

Terkini Lainnya

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke