Salin Artikel

Peringatan Jokowi di Hadapan Forum Rektor soal Ekstremisme Dinilai Masih Relevan

JAKARTA, KOMPAS.com - Peringatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar pimpinan kampus mengawasi aktivitas mahasiswa dari paparan ekstremisme atau paham radikal dinilai masih relevan.

Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda menilai, banyak kasus yang menunjukkan mahasiswa sangat rentan terpapar pemikiran radikal dan intoleran.

"Saya menilai apa yang disampaikan Presiden Jokowi di hadapan forum rektor masih menemukan relevansinya karena ancaman penyebaran paham radikal di kalangan mahasiswa memang ada buktinya," kata Huda, melalui keterangan pers, Rabu (15/9/2021).

"Kami berharap, warning tersebut benar-benar menjadi atensi para rektor dan civitas akademika di masing-masing perguruan tinggi," tutur dia.

Huda mengatakan, indikasi penyebaran paham radikal di kampus bisa dilihat dari jajak pendapat yang dilakukan oleh beberapa lembaga, seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Alvara Research, hingga Setara Institute.

Selain itu, muncul pula kasus-kasus intoleran dan bernuansa SARA di beberapa kampus.

"Indikasi-indikasi tersebut menunjukkan jika ancaman pemikiran dan sikap radikal di kampus itu benar dan nyata adanya. Oleh karena itu, pimpinan kampus dan jajarannya tidak bisa lepas tangan atas fenomena ini," ujarnya.

Huda mengatakan, paham dan pemikiran radikal ini biasanya disampaikan melalui diskusi keagamaan. Kemudian, ia juga menduga ada mahasiswa senior yang terpapar paham radikal kemudian memberikan pengaruh kepada junior atau mahasiswa baru.

"Biasanya mahasiswa baru ini masih mencari jati diri dengan semangat keberagamaan sehingga mudah dipengaruhi. Pihak rektorat harus benar-benar memperhatikan diskusi-diskusi keagamaan kecil yang dilakukan mahasiswa," kata dia.

Lebih lanjut, Huda menilai bahwa indikasi adanya pemikiran radikal di kalangan mahasiswa bisa dilihat dari pola pikir, perilaku, hingga gaya hidup.

Menurut dia, kampus perlu berperan dalam mengembangkan sistem early warning.

Politisi PKB ini juga berharap pihak kampus menjalin kerja sama dengan organisasi masyarakat keagamaan dengan pengembangan cara berpikir yang moderat.

"Selain itu, kampus juga bisa secara rutin menyosialisasikan tentang bahaya pemikiran radikal dalam harmonisasi kehidupan bangsa," tuturnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi pada Senin (13/9/2021) berkunjung ke Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta dalam Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia.

Dikutip Tribunnews.com, Jokowi mengatakan, tugas universitas yakni mencetak mahasiswa yang unggul dan utuh. Artinya, mahasiswa yang sehat jasmani, rohani, budi pekerti yang baik, dan memiliki sisi kebangsaan yang baik.

Untuk membentuk mahasiswa yang unggul dan utuh, kata Jokowi, maka tugas rektor dan jajarannya bukan hanya mendidik di dalam kampus melainkan juga di luar kampus.

"Di dalam kampus dididik mengenai pancasila dan kebangsaan, di luar kampus ada yang didik mahasiswa kita jadi ekstremis garis keras, jadi radikalis garis keras. Untuk apa?" kata Jokowi, Selasa (14/9/2021).

https://nasional.kompas.com/read/2021/09/15/12590151/peringatan-jokowi-di-hadapan-forum-rektor-soal-ekstremisme-dinilai-masih

Terkini Lainnya

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke