JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui data masyarakat yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 belum benar-benar tersusun secara by name by address.
"Yang pasti data sasaran vaksinasi sebanyak 208,3 juta jiwa belum seluruhnya 'by name by address'," kata Sekretaris Jenderal Kemenkes Oscar Primadi sebagaimana dikutip dari Antara, Jumat (6/8/2021).
"Tetapi intinya kita berupaya terus dalam mengkomunikasikan pendataan yang lebih tepat pada sasaran," lanjut Oscar.
Ia mengatakan pemerintah terus berupaya mengintegrasikan layanan data kependudukan yang dikelola oleh sejumlah kementerian dan lembaga untuk mempermudah pelayanan administrasi bagi peserta vaksinasi Covid-19.
Karena itu, Oscar mengatakan Kemenkes juga bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri untuk mengintegrasikan data masyarakat yang menjadi sasaran vaksinasi.
Dalam kerja sama tersebut disepakati bahwa Ditjen Dukcapil memberi akses data kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan agar aplikasi P-Care vaksinasi di Kemenkes dapat mengakses data kependudukan di Dirjen Dukcapil.
Akses dari P-Care Vaksinasi ke data Dukcapil ini diberikan untuk akurasi data masyarakat yang datang secara langsung ke lokasi vaksinasi dan belum mendaftar melalui aplikasi Peduli Lindungi sebagai platform tunggal pendaftaran vaksinasi.
"Sebelumnya, kita perlu masuk ke beberapa tahapan termasuk memfilter lewat 'smart cecking' di Kemenkes, lalu ke P-Care dan seterusnya," ucap Oscar.
"Dengan kerja sama seperti ini akan ada akses yang lebih mudah kita dapatkan dari Dukcapil seperti pemenuhan sasaran total hingga mengkomunikasikan data akan lebih cepat," katanya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/08/06/18055361/kemenkes-akui-data-vaksinasi-covid-19-belum-sepenuhnya-by-name-by-address