Salin Artikel

Epidemiolog Sebut Pandemi Covid-19 Indonesia Belum Terkendali dengan Baik

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia belum terkendali dengan baik.

Hal ini terlihat dari angka positivity rate harian Indonesia yang sangat tinggi yaitu 20.98 persen per 2 Agustus 2021. Angka tersebut jauh dari standar positivity rate yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 5 persen.

"Sangat jelas (belum terkendali). Positivity rate di atas 10 persen artinya belum terkendali kondisi pandeminya," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/8/2021).

Positivity rate yang tinggi, kata Dicky, menjadi catatan serius karena indonesia sudah terlalu lama dalam status community transmission dan belum terkendali. 

"Ini berbahaya, karena artinya kasus kematian belakangan akan tinggi sekali dan kesakitan jelas," katanya.

Dicky menyebutkan, memang berdasarkan laporan, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan. Akan tetapi, penularan di masyarakat justru meningkat.

"Kalau kasusnya menurun, dalam artian laporan kasusnya menurun iya. Bahwa kasus di masyarakat menurun, tidak. Tapi kalau laporan kasusnya menurun iya, karena memang dari laporan seperti itu. Di masyarakat meningkat, tinggi," kata Dicky.

Senada, ahli epidemiologi  Universitas Indonesia Pandu Riono juga tidak percaya jika situasi Covid-19 Indonesia mengalami perbaikan seperti yang diklaim oleh pemerintah.

"Enggak usah dipercaya," ujar Pandu.

Menurut Pandu, situasi Covid-19 di Indonesia masih jauh dari perbaikan.

"Tidak, lah (mengalami perbaikan). Masih jauh," kata Pandu.

Berdasarkan catatan Satgas Covid-19 yang dirangkum Kompas.com, kasus harian Covid-19 di Indonesia masih terbilang tinggi.

Pada periode 8 hingga 20 Juli 2021, total ada sebanyak 570.661 tambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Sedangkan pada 21 Juli hingga 2 Agustus 2021 tercatat ada sebanyak 512.148 penambahan kasus positif baru.

Dari catatan itu terlihat memang kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan. Tetapi, jumlah penurunannya tidak signifikan.

Bahkan penurunan kasus itu, menurut Dicky, terjadi karena testing yang dilakukan oleh pemerintah juga menurun.

Selain itu, kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia juga masih sangat tinggi.

Pada 8 hingga 21 Juli 2021, tercatat sebanyak 13.292 orang yang meninggal akibat Covid-19 Kemudian pada periode 22 Juli hingga 2 Agustus 2021 meningkat menjadi 21.091.


Jokowi klaim situasi Covid-19 Indonesia mengalami perbaikan

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengeklaim bahwa penerapan PPKM Level 4 yang diberlakukan pada tanggal 26 Juli hingga 2 Agustus 2021 membawa perbaikan di skala nasional dibandingkan sebelumnya.

Perbaikan tersebut, kata Jokowi, baik dalam hal konfirmasi kasus harian, tingkat kasus aktif, tingkat kesembuhan, dan keterisian tempat tidur atau BOR (bed occupancy rate).

Meski sudah ada perbaikan, Jokowi tetap melanjutkan kebijakan PPKM level 4 di sejumlah daerah tertentu mulai 3 hingga 9 Agustus 2021. Alasannya, karena perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia masih sangat fluktuatif dan dinamis.

"Walaupun sudah mulai ada perbaikan, namun perkembangan kasus covid-19 masih sangat dinamis dan fluktuatif. Sekali lagi, kita harus terus waspada dalam melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan kasus covid-19 ini," ujar Jokowi dalam konferensi pers melalui YouTube Sekretariat Presiden, (2/8/2021).

https://nasional.kompas.com/read/2021/08/03/15130961/epidemiolog-sebut-pandemi-covid-19-indonesia-belum-terkendali-dengan-baik

Terkini Lainnya

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Nasional
Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Nasional
Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke