Ia menggambarkan bagaimana negara tetangga Indonesia yaitu Singapura sempat membuka pembatasan negaranya.
Namun, hal tersebut justru membuat kasus Covid-19 di Singapura kembali mengalami peningkatan.
"Memang apabila kita lihat tidak ada satu pun negara yang bisa bebas dari pandemi ini sendirian. Kemarin contoh paling baru, ketika Singapura mencoba untuk membuka batas, tapi ternyata kasusnya naik lagi," kata Faldo dalam diskusi virtual Polemik Trijaya bertajuk Ekonomi Politik Pandemi, Sabtu (31/7/2021).
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu pun berpendapat, meningkatnya kembali kasus Covid-19 di Singapura dikarenakan negara tetangganya belum beres menangani pandemi.
Faldo menyebut negara tetangga Singapura yang dimaksud belum selesai menangani pandemi yaitu Indonesia dan Malaysia.
"Kenapa kasusnya tinggi lagi? Karena Indonesia mungkin belum beres, atau mungkin Malaysia belum beres," ucapnya.
Berkaca pada Singapura itulah, Faldo menilai bahwa pandemi tidak akan selesai jika ada satu negara yang belum bisa melepaskan diri dari wabah.
"Secara, ini gamenya itu no one country solve alone. Jadi enggak bisa. Pak Jokowi bilang tidak ada policy yang based on negara gue," kata Faldo.
Terkait konteks di Indonesia, Faldo berpandangan bahwa tentu pemerintah saat ini tengah berupaya mengatasi agar mampu keluar dari pandemi Covid-19.
Salah satu hal tersebut, menurutnya dilihat dari adanya kebijakan-kebijakan pembatasan yang berjilid-jilid, contohnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
"Konteks Indonesia, kita mungkin melihat PPKM berjilid-jilid ini kan strategi untuk keluar dari permasalahan ini," ungkapnya.
Menurutnya, pemerintah terus memikirkan kebijakan yang tepat dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
Namun, dalam hal tersebut, pemerintah menurutnya butuh waktu untuk mendiskusikan kebijakan yang seimbang.
"Memang betul pemerintah butuh waktu untuk mendiskusikan dan terus memikirkan strategi yang obyektif, adaptif untuk menang dari pandemi. Kita lihat diperpanjang berhari-hari, ada gas dan rem. Berkali-kali Pak Presiden bilang bahwa kita akan mencari keseimbangan antara nyawa dan tenaga kesehatan," tutur Faldo.
Diketahui, sebelumnya Singapura sempat menyatakan akan hidup berdampingan dengan Covid-19.
Singapura juga membuka kembali perbatasannya untuk negara lain.
Namun, beberapa waktu belakangan, Singapura kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19.
Hal tersebut membuat Singapura memutuskan untuk lockdown parsial kedua tahun ini hingga 18 Agustus 2021.
Ketua Gugus Tugas Covid-19 Singapura Gan Kim Yong optimis Singapura masih dalam jalur yang tepat untuk hidup dengan virus corona yang endemik.
“Singapura saat ini berada di jalan tol menuju tujuan akhir Covid-19 yang endemik. Namun di sepanjang jalan, akan ada gundukan, dan kadang-kadang kita juga akan mengalami hambatan. Ketika hambatan ini muncul, kita perlu mengambil jalan memutar,” Gan menuturkan dengan menggunakan analogi, dikutip Kompas.com, Minggu (25/7/2021).
https://nasional.kompas.com/read/2021/07/31/13530521/stafsus-mensesneg-tak-ada-negara-bisa-bebas-dari-pandemi-sendirian