Penyebabnya, ilustrasi dalam unggahan tertanggal 12 Juli 2021 itu dianggap menjiplak ilustrasi yang digunakan oleh salah satu akun media asal Turki.
Ilustrasi tersebut menggambarkan seorang pria yang menggunakan jaket sedang memakai masker secara dobel dan memegang lampu pelita. Pria itu tampak sedang melawan potensi paparan virus Covid-19.
Warganet bahkan ada yang menyebutkan ilustrasi itu menjiplak dari gambar di media asal Turki itu. Pasalnya, media tersebut terlebih dulu mengunggahnya sebelum Jokowi.
Pandemi ini belum berakhir. Virus Covid-19 masih ada di sekitar kita dan tak kasat mata.
"Ilustrasi dari IG @jokowi berasal dari sebuah situs konten kreatif digital berbayar, di mana tim kami sudah berlangganan sejak lama dan masih memiliki subscription yang aktif," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Selasa (13/7/2021).
Dengan begitu, kata Bey, timnya diperbolehkan untuk menggunakan dan memodifikasinya.
Dia pun menegaskan, penggunaan gambar juga disesuaikan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dari situs tersebut.
"Hal Ini merupakan hal umum dilakukan dengan berkembangnya creative source termasuk dalam hal design grafis, musik, klip video dan lain sebagainya," ucap Bey.
"Kesamaan desain pada suatu konten dapat terjadi karena siapa saja yang berlangganan layanan situs konten kreatif tersebut bisa mengunduh desain yang sama," kata dia.
Adapun dalam unggahannya pada Selasa tersebut, Jokowi menyampaikan pesan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir.
"Pandemi ini belum berakhir. Virus Covid-19 masih ada di sekitar kita dan tak kasat mata," tulis Jokowi.
"Jangan pernah lengah. Selalu kenakan masker, jaga jarak, hindari kerumunan, dan tidak keluar rumah bila tak ada keperluan mendesak," tambahnya.
Adapun, media Turki yang menggunakan gambar itu adalah Mersi Plus.
Gambar itu digunakan untuk ilustrasi artikel mengenai penanganan pandemi Covid-19 di Amerika Serikat di era peralihan Presiden Donald Trump hingga Presiden Joe Biden.
https://nasional.kompas.com/read/2021/07/13/14273551/ilustrasi-medsos-jokowi-diduga-menjiplak-media-turki-ini-penjelasan-istana