Sebab, kata dia, penyekatan tersebut dilakukan dalam rangka menekan kasus Covid-19, terutama di wilayah Jawa Timur yang saat ini kembali mengalami lonjakan, khususnya Bangkalan, Madura.
"Penyekatan ini salah satu langkah tastis. Lama tidaknya tergantung dari kooperatif tidaknya masyarakat. Karena itu saya minta kooperatif lah masyarakat, menahan diri dulu untuk bersedia diatur, bersedia dirancang oleh petugas," kata Muhadjir saat berkunjung ke posko penyekatan di sisi Surabaya, dikutip dari siaran pers, Selasa (22/6/2021).
Menurut Muhadjir, di posko penyekatan tersebut petugas sudah cukup menguasai keadaan dan masalah.
Namun yang menjadi kunci adalah kesediaan warga untuk bekerja sama agar mau mengikuti proses pemeriksaan.
Sebab, pemerintah mengambil langkah antisipatif dengan melakukan pemeriksaan tersebut adalah untuk keselamatan bersama.
Sayangnya langkah tersebut justru menuai pro kontra dari masyarakat hingga menyebabkan banyaknya masyarakat turun ke jalan dan meminta penyekatan dihentikan.
Mereka tidak ingin dilakukan pemeriksaan tes usap antigen dan PCR bahkan hingga melakukan aksi unjuk rasa ke Kantor Wali Kota Surabaya.
"Saya pastikan fasilitas dan layanan di posko sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan," kata Muhadjir.
Laporan Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dalam sehari pemeriksaan tes usap antigen di posko penyekatan Jembatan Suramadu baik dari sisi Surabaya maupun Madura mencapai 3.000-3.500 sampel.
Sejauh ini, temuan hasil positif yang ditemukan adalah sekitar 20 persen dari total pemeriksaan.
https://nasional.kompas.com/read/2021/06/22/12050981/ada-penyekatan-di-suramadu-menko-pmk-minta-masyarakat-kooperatif