Hal itu disebabkan salah satunya karena jarak pemindahan dari ibu kota lama, Jakarta, yang terlampau jauh.
Pakar pengembangan kota dan daerah Bambang Susanto Priyo Hadi mencontohkan beberapa contoh negara yang berhasil dan gagal dalam memindahkan Ibu Kota Negara.
"Contoh negara yang pernah melakukan pemindahan ibu kota dan dikatakan gagal, yaitu negara bagian di India Utara, Kota Chandigarh, kota dengan jalan yang besar tetapi sepi. Lalu juga Brasilia yang jaraknya 400 kilometer menjauhi San Paulo. Betul-betul kota yang berada di hutan dan jauh sekali. Dan dapat kita katakan gagal," kata Bambang dalam keterangannya, Kamis (10/6/2021).
Kendati demikian, Bambang juga mengatakan ada beberapa negara yang berhasil memindahkan Ibu Kota Negara di antaranya Malaysia, dari Kuala Lumpur ke Putrajaya.
Jarak dari Putrajaya ke Kuala Lumpur tak lebih dari 100 kilometer.
Ia juga menilai masih ada beberapa masalah yang belum jelas dalam wacana pemindahan Ibu Kota Negara, di antaranya masalah legalitas.
"Bahkan sampai hari ini kita belum tahu berapa hektar yang sebenarnya akan didelineasi dari kota itu. Ya, memang kita tahu intinya kota Penajam Paser Utara hampir seluas 6.000 hektar dengan wilayah sekitar 42.000 hektar. Tetapi itu hanya delineasi mimpi. Dan untuk Ibu Kota Negara ini berbasis mimpi," katanya.
Menurutnya, ada beberapa tolak ukur dalam menentukan faktor keberhasilan pemindahan ibu kota.
Pertama yang harus diperhatikan adalah daya dukung lahan.
"Apakah Penajam Paser Utara sudah cukup bagus? Kita mempunyai seorang doktor yang telah melakukan penelitian di sana. Dan hasilnya yaitu di Penajam Paser Utara adalah daerah yang sukar dalam air tanah dengan akuifer yang relatif tipis," ungkapnya.
Di sisi lain, Bambang menilai bahwa di Kota Penajam Paser Utara memiliki beberapa sesar atau patahan yang berbahaya dan berisiko jika tak memiliki dana dan teknologi yang mumpuni.
Menurutnya, daya dukung dana dan teknologi menjad sangat penting untuk memindahkan ibu kota negara.
"Kita perlu melihat bahwa jarak Penajam Paser Utara relatif jauh dengan Balikpapan dan Samarinda. Jadi kita punya problem daya ungkit dan daya dukung," tuturnya.
Oleh karena itu, Bambang mengingatkan agar pemerintah memperhatikan proses pemindahan Ibu Kota Negara dengan lebih baik.
Ia menganjurkan pemerintah agar jarak pemindahan ibu kota lama ke ibu kota baru sebaiknya tak terlalu jauh.
"Agar tidak sekadar mimpi yang dipaksakan untuk menjadi sebuah kenyataan," pungkasnya.
Seperti diketahui, pemerintah berencana memindahkan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Terkait rencana itu, pemerintah resmi menyerahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ibu Kota Negara Baru ke DPR setelah DPR reses pada Mei 2021.
Namun, hingga kini pembahasan RUU IKN masih berlangsung dan belum menjadi undang-undang yang baru.
Pada April 2021, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa telah memastikan lokasi titik Istana Negara untuk calon ibu kota negara baru yang baru berada di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
https://nasional.kompas.com/read/2021/06/10/12220561/pemindahan-ibu-kota-dikhawatirkan-gagal-pakar-ungkap-masalah-jarak-dan-daya