Salin Artikel

Reformasi 1998 dan Petualangan Politik Amien Rais, dari Mendirikan PAN hingga Partai Ummat

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu merupakan penentang utama rezim Orde baru di bawah kuasa Presiden Soeharto yang lengser pada 21 Mei 23 tahun silam.

Menjelang lengsernya Soeharto dari kursi presiden, Amien muncul sebagai tokoh masyarakat yang kerap mengkritik Pak Harto.

Sejak 1997 hingga lengsernya Soeharto, pernyataan-pernyataan kritis Amien terhadap pemerintahan Orde Baru kerap dimuat di media massa.

Amien juga dikenal sebagai tokoh yang lantang menyuarakan agar calon presiden tidak harus selalu tunggal sebagaimana sebelumnya, yang selalu memunculkan nama Soeharto seorang.

Nama Amien pun sempat muncul sebagai salah satu calon pemimpin alternatif selain Soeharto di akhir era Orde Baru.

Keaktifan Amien dalam mengkritik rezim Orde Baru membuat kepopulerannya bersanding dengan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, yang saat itu merupakan Ketua Umum PBNU dan di kemudian hari menjabat sebagai presiden RI keempat.

Siap pimpin people power

Dua bulan sebelum Soeharto lengser, pernyataan Amien kepada Pak Harto kian berani. Saat itu Indonesia tengah mencoba bangkit dari krisis moenter yang menerpa dan memporak-porandakan perekonomian nasional.

Dalam sengkarut ekonomi yang merembet ke sektor politik itu, Amien menyatakan siap memimpin people power. Pernyataan Amien yang siap memimpin people power dimuat di harian Kompas pada 17 Maret 1998.

Amien melontarkan ucapan itu tepat sepekan setelah Soeharto dilantik sebagai Presiden RI untuk terakhir kalinya pada 11 Maret 1998.

"Selama people power seperti yang terjadi di Filipina dan Iran, yaitu tanpa pertumpahan darah, Insya Allah saya mau," ucap Amien.

Di saat protes kepada Soeharto semakin kuat, Amien kerap tampil di depan sebagai juru bicara para mahasiswa yang menjadi kelompok penggerak utama dalam aksi pelengseran Pak Harto.

Dirikan PAN

Tak lama setelah terjadinya tragedi Trisakti dan di tengah kerusuhan yang masih membara yang menjadi bagian dari gelombang protes terhadap Pak Harto, pada 14 Mei 1998, Amien dan sejumlah tokoh reformasi membentuk Majelis Amanat Rakyat (MAR).

Mengutip Kompas pada 15 Mei 1998, pertemuan pembentukan MAR berlangsung di Galeri Cafe, Jakarta.

Bersamaan dengan pembentukannya, MAR mengeluarkan pernyataan yang berisi tiga butir dan dibacakan Amien Rais. Dalam jumpa pers sekitar pukul 21.00 WIB itu, Amien didampingi Rizal Ramli, Albert Hasibuan, Goenawan Mohamad, Toety Heraty, Daniel Sparingga dan Arifin Panigoro.

Dalam tuntutannya, MAR meminta Soeharto segera mengundurkan diri di tengah kekacauan politik dan keamanan yang telah terjadi.

Sepekan berselang setelah MAR dibentuk, Soeharto pada 21 Mei 1998 akhirnya resmi mengundurkan diri.

Usai Soeharto lengser, Amien lalu mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN) yang dideklarasikan pada 23 Agustus 1998. Amien langsung didapuk sebagai ketua umum ketika PAN dideklarasikan.

Di Pemilu 1999, PAN meraih 7,1 persen suara dengan jumlah kursi sebanya 34. Amien pun menduduki jabatan Ketua MPR. Adapun Gus Dur menjabat sebagai Presiden dan Megawati Soekarnoputri sebagai Wakil Presiden.

Namun Amien yang waktu itu memberikan dukungan kepada Gus Dur sebagai Presiden RI yang dipilih MPR justru ikut melengserkan cucu pendiri NU itu.

Gus Dur pun lengser atas desakan seluruh elite politik termasuk Amien. Gus Dur lengser pada 2001 dan Megawati yang menggantikannya sebagai presiden.

Pada 2004, Amien mencalonkan diri sebagai presiden namun kalah pada putaran pertama. Pemilu Presiden saat itu dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla.

Dukung pencapresan Prabowo

Nama Amien sempat meredup dari panggung politik usai kalah dalam pencapresan di Pemilu 2004. Namun Amien kembali mendapat panggung pada Pemilu 2014.

Mantan Ketua MPR itu bergabung ke dalam gerbong Koalisi Merah Putih yang mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai presiden.

Dukungan yang diberikan Amien kepada Prabowo dipertanyakan publik lantaran Amien merupakan tokoh reformasi yang saat itu bersebrangan dengan rezim Orde Baru.

Adapun saat itu Prabowo yang masih menjabat Panglima Kostrad yang merupakan bagian dari rezim Orde Baru.

Meskipun Prabowo kalah dari Joko Widodo dalam Pilpres 2014, kedekatan Amien dan mantan Danjen Kopassus itu tak renggang.

Di Pemilu 2019, Amien kembali mendukung Prabowo sebagai capres yang bekontestasi kembali dengan Jokowi.

Prabowo pun harus menelan kekalahan kedua kalinya. Kendati demikian Prabowo dan Gerindra memutuskan untuk masuk ke dalam kabinet Jokowi sehingga menjadikannya sebagai Menteri Pertahanan.

Prabowo dan Gerindra pun tak lagi bersama PAN dan Amien yang dulu merupakan sekutunya di luar pemerintahan.

Dirikan Partai Ummat

Pengaruh Amien di PAN pun kian melemah usai Pilpres 2019. Hal itu ditandai dengan kalahnya calon Ketua Umum PAN dari kubu Amien oleh Zulkifli Hasan yang berhasil terpilih kembali sebagai ketua umum.

Usai Kongres PAN yang berlangsung pada Februari 2020, Amien lama tak terlihat di kancah politik nasional.

Amien pun mengakui dirinya juga sudah hengkang dari partai yang ia besarkan karena perbedaan prinsip dan sikap politik.

"Saya sudah tidak di PAN sama sekali, saya sudah dikeluarkan oleh anak buah saya karena berbeda prinsip," ujar Amien Rais dalam acara diskusi virtual bertajuk Bahaya Komunisme di Dunia Islam, Kamis (23/7/2020), dilansir dari Kompas TV.

Menurut Amien, PAN di bawah kepemimpinan Ketua Umum Zulkifli Hasan berencana bergabung dengan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Namun, ia menilai langkah itu keliru. Amien pun meminta kader PAN untuk mempertimbangkan rencana tersebut.

"Kalau Anda tetap ingin dukung rezim ini, itu jelas sesuatu langkah yang keliru bin salah. Jadi tidak ada rasionya, tidak ada rasionalisasinya," ujar dia.

Pada 10 September 2020, Amien menyatakan akan mendirikan partai baru yang saat itu belum ia beri nama. Amien menyebut, partai itu dibentuk akibat keprihatinannya dan sahabat-sahabatnya atas kondisi bangsa dan negara Indonesia.

"Karena itulah saya dan beberapa sahabat saya dari berbagai kalangan telah bersepakat bulat segera mendeklarasikan sebuah partai baru," kata Amien dalam sebuah video yang diunggahnya dalam akun YouTube Amien Rais Official, Kamis (10/9/2020).

Pada Kamis (29/4/2021), Amien pun mendeklarasikan berdirinya Partai Ummat yang kini dipimpin oleh menantunya yakni Ridho Rahmadi.

"Atas nama para pendiri, para pimpinan, para kader, dan anggota Partai Ummat, pada tanggal 17 Ramadhan 1442 Hijriah bertepatan dengan 29 April 2021 Masehi," kata Amien dalam acara deklarasi yang ditayangkan melalui akun YouTube Amien Rais Official, Kamis siang.

"Bismillahirrahmanirrahim, saya deklarasikan kelahiran Partai Ummat di persada bumi pertiwi Indonesia yang kita cintai bersama," kata Amien.

Amien menyatakan, Partai Ummat bersama anak bangsa lainnya akan bekerja, berjuang, dan berkorban untuk melawan kezaliman dan menegakkan keadilan.

"Kami yakin seluruh mekanisme demokrasi kita dan konstitusi kita lebih dari cukup untuk melakukan perbaikan kehidupan nasional, sehingga kita tidak perlu cara-cara ekstra parlementer dan cara-cara ekstra konstitusional," kata Amien.

https://nasional.kompas.com/read/2021/05/24/06000071/reformasi-1998-dan-petualangan-politik-amien-rais-dari-mendirikan-pan-hingga

Terkini Lainnya

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke