Hal ini terlihat dari laporan pemerintah mengenai penambahan kasus harian Covid-19, angka kematian, angka kesembuhan dan jumlah pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit.
Data dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 hingga Selasa (11/5/2021) pukul 12.00 WIB menunjukkan, ada penambahan 5.021 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 1.723.596 orang, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Data yang sama menunjukkan bahwa ada penambahan pasien sembuh akibat Covid-19. Dalam sehari, jumlahnya bertambah 5.592 orang.
Dengan demikian, jumlah pasien Covid-19 yang sembuh di Indonesia hingga saat ini mencapai 1.580.207 orang.
Akan tetapi, jumlah pasien yang meninggal setelah terpapar Covid-19 juga terus bertambah.
Pada periode 10-11 Mei 2021, ada 247 pasien Covid-19 yang tutup usia.
Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 mencapai 47.465 orang sejak awal pandemi.
Masih dalam laporan harian yang sama, saat ini tercatat ada 95.924 kasus aktif Covid-19.
Kasus aktif adalah pasien yang masih terkonfirmasi positif virus corona, dan menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.
Selain itu, pemerintah juga mencatat bahwa kini terdapat 87.743 orang yang berstatus suspek.
Potensi lonjakan kasus seperti India
Dalam konferensi pers pada Selasa, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito kembali meminta masyarakat untuk mematuhi larangan mudik Lebaran.
Ia mengingatkan bahwa saat ini kasus Covid-19 di sejumlah negara tengah mengalami lonjakan.
Bukan tidak mungkin Indonesia juga akan mengalami hal serupa jika warga nekat pulang ke kampung halaman.
"Apabila kita tidak sama-sama menjaga agar penularan tidak semakin meluas, contohnya dengan tetap mudik dan mengunjungi orangtua dan saudara di kampung halaman, bukan tidak mungkin kasus Covid-19 di Indonesia akan kembali meningkat, bahkan sama parahnya dengan di India," kata Wiku.
Wiku meminta masyarakat Indonesia belajar dari peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara, salah satunya India.
Akibat kegiatan keagamaan dan politik yang menimbulkan kerumunan di India, positivity rate Covid-19 di Negara Lima Benua itu melonjak dari 3 persen menjadi 22 persen hanya dalam waktu kurang dari 2 bulan.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak butuh waktu lama untuk menaikkan kasus yang diakibatkan oleh abainya masyarakat dalam menjaga protokol kesehatan.
Akibat tingginya lonjakan kasus virus corona, mayoritas rumah sakit di India sudah tidak mampu lagi menampung pasien, baik yang menderita Covid-19 maupun penyakit lainnya.
Bukan hanya rumah sakit, tenaga medis, alat kesehatan, hingga obat-obatan yang dibutuhkan pun tidak lagi mencukupi.
"Jangan sampai kita berada dalam kondisi seperti ini," kata Wiku.
Berbeda dengan India, menurut Wiku, positivity rate di Indonesia saat ini, tepatnya di bulan Mei 2021, berada di titik terendah yakni 11,3 persen.
Ia meminta agar situasi ini dipertahankan, salah satunya dengan mematuhi larangan mudik.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan silaturahmi secara fisik selama Lebaran.
Untuk mencegah penyebaran virus, silaturahmi fisik disarankan diganti dengan bersilaturahmi secara virtual.
"Jangan lakukan silaturahmi fisik. Ketahuilah jika kita masih memaksakan untuk bertemu dalam rangka silaturahmi fisik baik dengan keluarga atau kerabat di manapun, maka kemungkinan besar kita dapat tertular dan menularkan virus Covid-19," kata Wiku.
324 daerah berstatus zona oranye
Dalam kesempatan yang sama, Wiku juga mengungkapkan saat ini ada 12 daerah berstatus zona merah dan 324 daerah berstatus zona oranye Covid-19.
Khusus untuk daerah berstatus zona oranye, mayoritas berada di provinsi-provinsi yang menjadi tujuan mudik.
"Saya sampaikan berdasarkan perkembangan hingga 9 Mei 2021 terdapat 12 kabupaten/kota yang berada di zona merah dan 324 kabupaten/kota di zona oranye," ujar Wiku.
"Sebagai catatan, jumlah kabupaten/kota di zona oranye didominasi oleh yang berada di provinsi tujuan mudik. Seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sumatera Barat," lanjutnya.
Wiku menekankan, kondisi ini harus menjadi perhatian.
Pasalnya, zona oranye adalah keadaan di mana kondisi penularan Covid-19 berstatus rawan sedang.
"Di provinsi-provinsi ini penularan lebih mungkin terjadi dengan cepat. Adapun keputusan ini akan menjadi kebijakan dari masing-masing pemerintah daerah," tutur Wiku.
"Mohon kepada seluruh bupati dan wali kota dari seluruh kabupaten/kota ini untuk segera menindaklanjuti imbauan ini dengan menyusun perda/perkada agar ada landasan kuat penegakan kebijakan di masing-masing wilayah," lanjut Wiku.
3 faktor penyebab lonjakan kasus Covid-19
Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengingatkan soal risiko lonjakan kasus Covid-19 pasca-Idul Fitri, meski pemerintah telah menerapkan larangan mudik Lebaran.
Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi mengatakan, saat ini terlihat kenaikan kasus Covid-19 seperti pada tahun lalu.
"Kami mengingatkan agar seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (RS, Puskesmas, Klinik, dan lain-lain) serta para dokter dan tenaga kesehatan lainnya menyiapkan ketersediaan ventilator, obat-obatan, alat pelindung diri (APD)," ujar Adib, dalam keterangan pers IDI, Selasa (11/5/2021).
Selain itu, ketersediaan tempat tidur dan ruangan juga harus disiapkan untuk satu hingga dua bulan ke depan.
Adib menjelaskan, ada tiga faktor yang mendorong risiko lonjakan kasus Covid-19. Pertama, adanya sejumlah klaster yang muncul dalam beberapa bulan terakhir.
Misalnya, klaster perkantoran, keluarga, ibadah bersama dan klaster buka puasa bersama.
Kedua, momentum Idul Fitri, arus mudik dan arus balik.
Ketiga, mutasi baru virus corona yang telah masuk ke Indonesia. Di sisi lain, makin banyak masyarakat yang abai protokol kesehatan meski sudah divaksinasi.
"Vaksinasi saja tidak menjamin tubuh kita akan kebal terhadap virus apalagi mutasi virus," tegas Adib.
"Protokol kesehatan 5M, yakni Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan, Membatasi Mobilitas) tetap wajib dilakukan," lanjutnya.
Adib mengimbau agar materi protokol kesehatan saat Pandemi Covid-19 senantiasa disosialisasikan melalui khotbah Idul Fitri di seluruh indonesia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/05/12/06431191/kasus-positif-covid-19-yang-masih-bertambah-dan-potensi-lonjakan-usai-libur