"Sampai hari ini saja sudah kita catat ada khususnya kendaraan pribadi dan sepeda motor itu sudah lebih 138.000 per hari mobil yang keluar Jakarta," kata Adita dalam diskusi secara virtual, Selasa (11/5/2021).
Adita mengatakan, pemudik yang menggunakan sepeda motor paling banyak keluar dari titik penyekatan dan sebagian dari mereka ada yang tidak memenuhi syarat untuk melakukan mudik.
"Sebagian itu adalah pihak-pihak yang ngeyel. sebagian sudah diputarbalikkan karena mereka tak penuhi syarat tapi ya memang masih ada saja yang bersikeras," ujarnya.
Adita mengatakan, dari data yang diterimanya mobilitas masyarakat menggunakan moda transportasi udara, laut dan kereta api sudah mulai mengalami penurunan sebesar 77 persen.
Ia mengatakan, mobilitas menggunakan moda transportasi pesawat menurun sebesar 93 persen dan kereta api mengalami penurunan sebesar 88 persen.
"Artinya apa yang jadi ketentuan itu sudah dipatuhi kalau kita bicara kereta, pesawat sama kapal laut atau kapal-kapal penyebaran," ucapnya.
Pemudik mobil dan motor terus cari cara lolos titik penyekatan
Namun, menurut Adita, moda transportasi darat menjadi tantangan terbesar pemerintah, khususnya mobil dan sepeda motor yang selalu mengambil celah agar lolos di titik-titik penyekatan.
Oleh karenanya, kata dia, di setiap titik penyekatan, pemerintah mendirikan posko pemeriksaan Covid-19 secara acak sebagai upaya untuk mengendalikan pemudik.
"Ada random testing di beberapa titik tapi setidaknya dapat men-screening orang-orang yang melakukan perjalanan. Nah ini upaya meminimalisir orang-orang yang bersikeras dan ngeyel tadi," pungkasnya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/05/11/20385131/kemenhub-jelang-idul-fitri-lebih-dari-138000-mobil-dan-motor-tinggalkan