Salin Artikel

Hasil Survei BLT Tak Tepat Sasaran, Politikus PDI-P Tekankan Pentingnya Sistem Satu Data

Menanggapi hal tersebut, Politikus PDI-P Masinton Pasaribu menilai, memang ada hal yang perlu ditingkatkan dari pemerintah terutama soal pemberian bantuan.

"Menurut saya, baik itu dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang itu belum ter-connect dalam sistem satu data. Sehingga setiap ada pemberian bantuan, selalu kadang dianggap tidak tepat sasaran," kata Masinton dalam diskusi virtual Polemik MNC Trijaya "Evaluasi Kabinet dan Peta Politik 2024" Sabtu (10/4/2021).

Ia mengatakan, dalam program pemerintah mengenai bantuan juga kerap kali didapati kelemahan misalnya ada masyarakat yang menerima bantuan berlebih atau double.

Masinton menyadari hal-hal tersebut masih menjadi masalah dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Untuk itu, anggota DPR dari Fraksi PDI-P ini menekankan agar pemerintah memiliki sistem satu data guna memperbarui jumlah masyarakat yang telah mendapatkan bantuan.

"Sistem ini baik di pemerintah pusat maupun daerah, bisa di-update baik itu per triwulan, per semester. Sehingga selalu kita bisa meng-update kondisi masyarakat di bawah. Sehingga ketika ada persoalan atau ada bencana, kemudian bantuan itu bisa tepat sasaran," jelasnya.

Di sisi lain, ia juga mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo telah menyatakan bahwa pemberian bantuan di masa pandemi tak perlu dipersulit birokrasinya.

Menurutnya, pernyataan Jokowi itu harusnya mampu diimplementasikan para pembantu presiden untuk memberikan bantuan kepada masyarakat.

"Apa yang seperti disampaikan Pak Jokowi, karena ini situasi pandemi, situasi darurat. Disaster management dalam situasi ini memang harus diterapkan. Tidak harus bertele-tele, tidak perlu rumit dengan urusan birokrasi, tetapi jangan juga terjadi moral hazard di sana," ucapnya.

Selain itu, Masinton juga berpendapat pemerintah perlu memperhatikan masih adanya permasalahan ekonomi misalnya rendahnya serapan kredit.

Dia menilai, hal ini dapat menjadi tantangan ke depan dari pemerintah yang perlu diselesaikan.

Namun kabar baiknya, kata dia, pemerintah mulai menyelesaikan hal tersebut dengan cara memutuskan menaikkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa jaminan menjadi Rp 100 juta dari sebelumnya Rp 50 juta.

"Ini artinya bahwa pemerintah concern pada persoalan ekonomi. Kemudian, pemerintah concern ingin memudahkan membantu masyarakat. Di satu sisi tetap melaksanakan protokol kesehatan, di sisi lain pemulihan ekonomi tetap menjadi bagian yang penting. Satu sehat, kemudian, persoalan ekonomi harus bisa teratasi," tutur Masinton.

Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah membeberkan hasil survei bahwa hanya 29,9 persen masyarakat yang menilai BLT selama masa pandemi Covid-19 tepat sasaran.

Adapun hasil tersebut didapat setelah tim survei menanyakan tentang program BLT yang diberikan pemerintah terhadap masyarakat selama masa pandemi.

"Cukup menarik karena sepanjang program ini berjalan, ternyata hanya 29,9 persen masyarakat yang menyatakan bahwa bantuan tunai itu tepat sasaran. Sementara 51,3 persen menyatakan tidak tepat," kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam diskusi virtual Polemik MNC Trijaya "Evaluasi Kabinet dan Peta Politik 2024" Sabtu (10/4/2021).

https://nasional.kompas.com/read/2021/04/10/13311851/hasil-survei-blt-tak-tepat-sasaran-politikus-pdi-p-tekankan-pentingnya

Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke