Salin Artikel

Diperbolehkannya Tes GeNose untuk Syarat Penumpang Pesawat yang Dikritik Para Ahli...

JAKARTA, KOMPAS.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 12 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dalam Masa Pandemi Covid-19.

Salah satu poin aturan dalam SE ini yakni memperbolehkan pelaku perjalanan transportasi udara menggunakan GeNose sebagai alat pemeriksaan sebelum bepergian.

Dilansir dari lembaran SE pada Selasa (30/3/2021), aturan ini tertuang pada angka 3 huruf b yang berbunyi:

"Pelaku perjalanan transportasi udara wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 3 x 24 jam sebelum keberangkatan, atau hasil negatif rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 2 x 24 jam sebelum keberangkatan, atau hasil negatif tes GeNose C19 di Bandar Udara sebelum keberangkatan sebagai persyaratan perjalanan dan mengisi e-HAC Indonesia."

Adapun e-HAC adalah health alert card atau kartu kewaspadaan kesehatan.

Merujuk pada aturan di atas, layanan GeNose dpaat menjadi alternatif syarat perjalanan penumpang pesawat selain hasil negatif tes RT-PCR atau hasil negatif rapid test antigen.

Sebelumnya, penggunaan GeNose C19 sebagai alat pemeriksaan pelaku perjalanan baru boleh dilakukan untuk perjalanan menggunakan kereta api antarkota.

GeNoSe C19 merupakan alat buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mendeteksi virus corona melalui hembusan napas.

Alat ini telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan Nomor Kemenkes RI AKD 20401022883.

Belum semua bandara gunakan GeNose

Berdasarkan keterangan dalam SE Nomor 12, aturan diperbolehkannya pemeriksaan GeNose untuk transportasi udara mulai berlaku 1 April 2021.

Meski demikian, belum semua bandara di Indonesia melayani pemeriksaan GeNose.

Setidaknya, pada tahap awal ada 4 bandara yang melayani pemeriksaan tersebut.

Menurut President Director PT Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin, di wilayah AP II ada 2 bandara yang melayani pemeriksaan GeNose yakni Bandara Husein Sastranegara di Bandung dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang.

"Setelah itu, bertahap diterapkan di bandara-bandara lain yang dikelola perseroan,” kata Awaluddin melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (30/3/2021).

Berdasar jumlah bilik dan kapasitas mesin GeNose, kata Awaluddin, Bandara Husein Sastranegara dapat melayani sekitar 400 orang per hari untuk tes.

Sementara, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II mampu melayani sekira 700 orang per hari.

"Kami memperkirakan, pada tahap awal ini jumlah penumpang pesawat yang menggunakan tes GeNose C19 bisa mencapai sekitar 10 persen hingga 15 persen dari total penumpang pesawat yang berangkat," kata Awaluddin.

Dua bandara lain yang melayani GeNose berada di wilayah AP I.

General Manager PT Angkasa Pura I, Agus Pandu Purnama mengatakan, dua bandara tersebut yakni Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) DIY dan Bandara Juanda Surabaya.

"YIA menyiapkan 6 alat GeNose untuk 5 bilik peneriksaan. Kantong tiup GeNose disiapkan 2.000 per hari dengan asumsi penumpang rata-rata per hari hanya 1.500," ujar Pandu kepada Kompas.com, Selasa.

"Tanggal 1 akan buka mulai pukul 04.00 sd 19.00 WIB dengan jumlah 16 petugas yang melayani," tuturnya.

Sesuai bunyi SE, mereka yang diizinkan bepergian menggunakan pesawat ialah yang menunjukkan hasil negatif setelah diperiksa menggunakan GeNose.

Tahapan pemeriksaan GeNose di bandara

Tidak seperti tes RT-PCR atau rapid test antigen yang pemeriksannya dapat dilakukan beberapa hari sebelum keberangkatan, pemeriksaan GeNose dilakukan pada hari yang sama dengan pemberangkatan pesawat di bandara keberangkatan.

President Director PT AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, setidaknya ada 3 tahapan yang harus ditempuh calon penumpang pesawat untuk mendapatkan layanan GeNose.

Pertama, pre-process. Pada tahap ini calon penumpang harus mengunduh dan mendaftar pada aplikasi Airport Health Center, melakukan verifikasi email, dan mengisi profil di aplikasi.

Calon penumpang kemudian melakukan pemesanan tes dan membayar.

Kedua, tahap on-process. Calon penumpang akan diverifikasi, diberi kantong napas dan diambil sampel napas oleh petugas.

Kemudian dilakukan scan QR code data serta kantung napas, dan analisa sampel napas.

Tahap terakhir yakni post-process. Pada tahap ini hasil tes keluar melalui aplikasi.

Rangkaian tersebut berdurasi sekitar 10 menit, terhitung dari pertama kali mengunduh aplikasi Airport Health Center hingga hasil tes keluar.

Sebagai langkah antisipasi apabila penumpang pesawat tidak memiliki smartphone, AP II akan menyediakan help desk untuk melakukan pelayanan.

“Pelaksanaan tes GeNose C19 di bandara-bandara AP II didukung dengan aplikasi agar pelaksanaan tes dapat lebih teratur secara administrasi dan berjalan lancar," kata Awaluddin.

Disarankan ditinjau ulang

Menanggapi kebijakan terbaru pemerintah itu, Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, penggunaan alat GeNose C19 sebagai alat pemeriksaan Covid-19 sebelum bepergian harus ditinjau ulang.

Menurut Pandu, GeNose masih bersifat eksperimental sehingga tidak bisa dipakai untuk layanan publik.

"Harus ditinjau ulang, apalagi Satgas itu memberlakukan seakan-akan tingkat akurasinya sama (GeNose dengan PCR dan Rapid Test Antigen), itu sesuatu pandangan yang tidak tepat, orang itu pasti nyari yang paling mudah," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/3/2021).

Pandu mengatakan, hasil penelitian terhadap GeNose C19 belum diumumkan secara terbuka.

Selain itu, di beberapa negara penggunaan alat deteksi Covid-19 seperti GeNose C19 ini tidak digunakan karena tidak akurat dalam pemeriksaan Covid-19.

"Di negara-negara lain juga ada (sejenis GeNose) tapi enggak jadi dipakai, karena banyak yang negatif palsu. Singapura enggak pakai, Belanda enggak pakai," ujarnya.

Berdasarkan hal tersebut, Pandu mengatakan, masyarakat yang ingin bepergian sebaiknya melakukan Rapid Test Antigen karena lebih akurat dan diakui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kenapa kita main-main dengan alat testing, kok kayak eksperimental, kok coba-coba, saya menantang siapa yang memakai GeNose tunjukan dulu tingkat akurasinya siapapun, buktikan ke publik secara ilmiah," pungkasnya.

Tes rapid antigen dinilai lebih aman

Senada dengan Pandu, ahli biologi molekuler Ahmad Utomo juga mengkritik penerapan GeNose sebagai syarat perjalanan karena sejauh ini belum ada publikasi ilmiah mengenai GeNose.

"Hingga kini publikasi ilmiah genose juga masih belum muncul, saya tidak tahu detil rancangan studi dan hasilnya yang menjadi bukti keluarnya izin edar sementara dari Kemenkes," kata Ahmad saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/3/2021) malam.

Menurut dia, seharusnya saat ini sudah ada data validasi lain dari kampus lain yang secara independen bisa menverifikasi keakuratan GeNose ini.

Ahmad menilai, tes rapid antigen sejauh ini lebih aman dibandingkan GeNose, karena menurut dia lebih jelas mekanismenya.

"Sudah berhasil oleh dua laboratorium di Indonesia yaitu Cepad dari Unpad dan juga dari lab hepatika Mataram," ujarnya.

Selain itu, artikel ilmiah mengenai tes antigen juga jauh lebih banyak dan bisa diandalkan untuk mengenali orang yang berpotensi menular.

Ahmad menyampaikan, menjadikan GeNose sebagai syarat perjalanan seharusnya dibarengi dengan studi validasi yang membandingkan GeNose dengan PCR.

"Maka kalau memang urgen menggunakan GeNose, mohon (pemerintah) segera lakukan studi validasi PCR dengan Genose secara independen sesegera mungkin agar keselamatan publik juga terlindungI," tuturnya.

Menurut Ahmad, penelitian harus dilakukan secara independen karena saat ini data dari satu lembaga, sementara GeNose sudah digunakan di tempat umum dengan implikasi luas.

"Sementara studi seperti PCR, rapid antigen teknologinya sudah banyak divalidasi oleh banyak lembaga sehingga keakuratannya lebih meyakinkan ketimbang klaim dari satu lembaga saja," ujarnya.

https://nasional.kompas.com/read/2021/03/31/08261971/diperbolehkannya-tes-genose-untuk-syarat-penumpang-pesawat-yang-dikritik

Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke