Salin Artikel

Uniknya Nama-nama Kapal TNI AL: Dari Ikan, Ular, hingga Senjata Sakti Tokoh Wayang

Dalam menjaga sektor laut, TNI AL mempunyai berbagai jenis armada yang mumpuni untuk mendukung jalannya operasi.

Jumlah armada yang dimiliki TNI AL juga terbilang tak sedikit.

Berdasarkan catatan Kompas.id pada Oktober 2020, kekuatan laut TNI AL telah didukung antara lain dengan 8 kapal fregat, 24 kapal korvet, 5 kapal selam, 156 kapal patroli, hingga 10 kapal penyapu ranjau.

Secara keseluruhan, kekuatan laut Indonesia berjumlah 283 alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Uniknya, penamaan kapal-kapal TNI AL umumnya mempunyai berbagai pola yang berbeda dari setiap jenisnya.

Berikut sejumlah armada TNI AL yang berhasil dihimpun Kompas.com:

Kapal Fregat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fregat merupakan kapal perang berukuran sedang, berbobot antara 1.100–2.800 ton, serta dapat bergerak dengan lincah dan cepat.

TNI AL sendiri sejauh ini telah mempunyai delapan kapal jenis fregat.

Delapan nama kapal fregat yang dimiliki TNI AL seluruhnya berasal dari nama-nama pahlawan nasional.

Delapan kapal fregat itu antara lain KRI Ahmad Yani (351), KRI Slamet Riyadi (352) dan KRI Yos Sudarso (353).

Kemudian KRI Oswald Siahaan (354), KRI Abdul Halim Perdana Kusuma (355), KRI Karel Sasuit Tubun (356), KRI Raden Edi Martadinata (331), dan KRI I Gusti Ngurah Rai (332).

Kapal Korvet

Di KBBI, korvet artinya kapal perang berukuran kecil, kelasnya di bawah kapal kelas fregat laju jalannya dan berfungsi sebagai kapal pemburu atau kapal perusak.

TNI AL sendiri sejauh ini sudah mempunyai 24 kapal perang jenis korvet.

Sama dengan kapal fregat, penamaan pada kapal-kapal korvet juga merujuk nama pahlawan Tanah Air.

Antara lain, KRI Bung Tomo (357), KRI John Lie (358), KRI Usman-Harun (359), KRI Diponegoro (365), KRI Sultan Hasanuddin (366), KRI Sultan Iskandar Muda (367), KRI Frans Kaisiepo (368), KRI Fatahillah (361), KRI Malahayati (362), KRI Nala (363).

Kemudian KRI Kapitan Patimura (371), KRI Untung Suropati (372), KRI Nuku (373), KRI Lambung Mangkurat (374), KRI Cut Nyak Dien (375), KRI Sultan Thaha Syaifuddin (376), KRI Sutanto (377), KRI Sutedi Senoputra (378), KRI Wiratno (379), KRI Tjiptadi (381), KRI Imam Bonjol (383), KRI Teuku Umar (385), KRI Silas Papare (386), KRI Hasan Basri (382).

Kapal Selam

TNI AL sejauh ini telah mempunyai lima kapal selam dan beroperasi untuk menjaga keamanan di sektor laut.

Uniknya, kelima kapal selam dalam negeri selalu diberi nama-nama senjata sakti dalam dunia pewayangan: KRI Alugoro (405), KRI Cakra (401), KRI Nanggala (402), KRI Nagapasa (403), dan KRI Ardadedali (404).

Kapal selam terbaru, Alugoro, merupakan nama senjata berbentuk gada dengan ujung yang runcing dan dimiliki oleh tokoh Prabu Baladewa.

Sedangkan Cakra diambil dari nama senjata milik tokoh Dewa Wisnu yang digambarkan berbentuk cakram tajam.

Lalu, nama Ardedali merujuk pada panah yang dimiliki tokoh cerita mahabarata Arjuna. Diceritakan bahwa ujung anak panah itu seperti burung dan memiliki jiwa.

Kapal Cepat Rudal

Kapal cepat rudal yang dimiliki TNI AL sebanyak 15 armada.

Penamaan kapal cepat rudal TNI AL seluruhnya merujuk pada nama-nama senjata tradisional sejumlah daerah di Indonesia.

Antara lain, KRI Clurit (641), KRI Kujang (642), KRI Beladau (643), KRI Alamang (644), KRI Surik (645), KRI Siwar (646), KRI Parang (647), dan KRI Terapang (648).

Selanjutnya, KRI Mandau (621), KRI Badik (623), KRI Keris (624), KRI Kerambit (627), KRI Sampari (628), KRI Tombak (629), dan KRI Halasan (630).

Kapal Landing Platform Dock

Kapal Landing Platform Dock (LPD) yang dimiliki TNI AL dinamai dengan nama kota atau daerah yang mempunyai nilai historis bagi TNI AL.

Contohnya, KRI Makassar (590), KRI Surabaya (591), KRI Banjarmasin (592), hingga KRI Banda Aceh (593).

Kapal Patroli

Sedangkan, penamaan kapal patroli TNI AL sendiri cukup beragam. Mulai dari nama ikan hingga ular.

Antara lain, KRI Piton (821), KRI Weling (822), KRI Matacora (823), KRI Kobra (867), KRI Anakonda (868), KRI Taliwangsa (870), dan KRI Kalagian (871).

Kemudian ada KRI Pari (849), KRI Sembilang (850), KRI Sidat (851), KRI Cakalang (852), KRI Tatihu (853), KRI Layaran (854), dan KRI Madidihang (855).

Madidihang merupakan nama ikan tuna sirip kuning. Sama, Tatihu juga ikan tuna sirip kuning namun dalam bahasa Ambon. 

Kapal Penyapu Ranjau

Jika kapal LPD merujuk nama daerah, penamaan kapal penyapu ranjau yang dimiliki TNI AL berdasarkan nama-nama pulau kecil yang tersebar di Idonesia.

Contohnya, KRI Pulau Rote (721), KRI Pulau Raas (722), KRI Pulau Romang (723), KRI Pulau Rimau (724), KRI Kelabang (826), KRI Pulau Rondo, dan KRI Pulau Rusa (726).

Kemudian, KRI Pulau Rangsang (727), KRI Kala Hitam (828), dan KRI Pulau Rempang (729), KRI Pulau Rengat (711), dan KRI Pulau Rupat (712).

https://nasional.kompas.com/read/2021/03/26/13493711/uniknya-nama-nama-kapal-tni-al-dari-ikan-ular-hingga-senjata-sakti-tokoh

Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke