Sebab, vaksin AstraZeneca yang digunakan Indonesia tidak mampu mencegah penularan Covid-19 varian dari Afrika Selatan atau varian B.1.351.
"Virus corona Afrika Selatan dimungkinkan bisa menginfeksi orang yang telah divaksinasi AstraZeneca," kata Zubairi saat dikonfirmasi pada Kamis (18/3/2021).
"Vaksin ini kan sudah terbukti tidak bisa melindungi varian dari Afrika Selatan," ujar dia.
Oleh karena itu, Zubairi menyarankan agar penerbangan dari Indonesia ke Afrika Selatan harus diperhatikan jika kebijakan sertifikat vaksinasi jadi syarat berpergian diberlakukan.
Ia pun juga menyarankan orang yang sudah divaksinasi Covid-19 tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Sebab, kalau pakai sertifikat vaksin AstraZeneca ya jadi tidak ampuh. Beda kalau Sinovac. Vaksin ini justru terbukti bisa melawan varian asal Inggris dan Afrika Selatan," ujar dia.
Adapun para peneliti University of Witwatersrand, Johannesurg baru saja mempublikasikan hasil uji klinis vaksin Oxford/Astrazeneca terhadap virus corona Covid-19 strain Afrika Selatan (varian B.1.351).
Hasilnya cukup mengecewakan, vaksin ditemukan gagal mencegah infeksi ringan dan sedang pada para partisipan.
Dalam siaran persnya, Minggu (7/2/2021), para peneliti menyebut bahwa vaksin Oxford/Astrazeneca "memberikan perlindungan minimal terhadap infeksi Covid-19 ringan-sedang".
Netralisasi virus terhadap varian B.1.351 juga terlihat "sangat berkurang" bila dibandingkan dengan strain-strain lainnya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/18/10322511/jika-sertifikat-vaksinasi-jadi-syarat-ri-diminta-awasi-penerbangan-jalur