"Sampai saat ini, kita belum menemukan, bukannya belum ada, adanya virus yang kita deteksi di lab PCR dengan strain atau dengan jenis mutasi yang dari London, maupun yang dari Afrika Selatan, maupun yang dari Brazil," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia, Sabtu (20/2/2021).
Kendati demikian, Budi menegaskan pihaknya akan terus melakukan pemeriksaan untuk terus melacak keberadaan mutasi virus tersebut di Indonesia.
"Kami akan terus sekarang memperbaiki frekuensi dan kualitas sampling dari lab-lab PCR yang ada untuk memastikan kita cukup rapat atau cukup reket, cukup kecil-kecil jala-jalanya untuk mengidentifikasi dini kalau ada mutasi virus," ujar Budi.
Budi menyebutkan, dalam kurun waktu Januari hingga Februari 2021, telah terdapat 180 sampel yang diperiksa.
Angka itu lebih tinggi dibanding perolehan tahun lalu di mana hanya memeriksa 170 sampel sepanjang tahun 2020.
"Jadi yang kita lakukan dalam 1,5 bulan ini sudah jauh lebih banyak daripada yang kita lakukan setahun yang lalu sesuai," kata Budi.
Budi menambahkan, Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Riset dan Teknologi telah menyiapkan 12 laboratorium untuk memeriksa mutasi virus tersebut.
"Untuk bisa melakukan koordinasi melakukan sampling dan testing untuk mutasi baru, strain virus yang baru, dengan metode whole genome sequencing dan partial genome sequencing," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/02/20/14350571/menkes-sebut-mutasi-baru-covid-19-belum-ditemukan-di-indonesia