Salin Artikel

IAKMI Nilai PPKM Belum Bisa Disebut Berhasil atau Gagal

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Agustin Kusumayati mengatakan, penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) belum bisa disebut berhasil maupun gagal.

Agustin mengatakan, untuk melihat keberhasilan PPKM tidak bisa mengacu pada jumlah kasus yang terjadi selama 11-25 Januari. Namun, harus mengacu pada kasus Covid-19 pada dua pekan hingga satu bulan setelahnya.

PPKM jilid I mulai dilaksanakan sejak 11 Januari sampai 25 Januari 2020.

"Belum (berhasil atau gagal). Jadi kalau kita ingin melihat hasil PPKM, lihat dua minggu sampai satu bulan ke depan. Sekarang belum kelihatan efeknya PPKM tersebut," kata Agustin, dalam diskusi Satu Meja The Forum di Kompas TV, Rabu (3/2/2021).

Agustin menjelaskan, jika seseorang terpapar Covid-19 pada 11 Januari maka gejala yang timbulkan akan muncul 5 sampai 6 hari. Kemudian dinyatakan positif Covid-19 dari hasil pemeriksaan laboratorium setelah 9 hari.

Di samping itu, Agustin mengatakan, pihaknya dilibatkan dalam mendesain kebijakan PPKM dan penanganan Covid-19. Namun, implementasi kebijakan tersebut tidak berjalan optimal.

"Jadi saya mau mengatakan bukannya tidak dilibatkan (pemerintah) tetapi apa yang kita ambil sebagai sebuah pilihan itu implementasinya belum seperti apa yang kita harapkan," ujarnya.

Lebih lanjut, Agustin mengatakan, pemerintah harus belajar dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan pada awal pandemi melanda di Indonesia.

Ketika itu, lanjut dia, pemerintah berhasil mengendalikan mobilitas masyarakat. Namun, terlalu cepat melaksanakan kelonggaran sehingga kasus Covid-19 tidak terkendali.

"Tapi kita tak usah lihat ke belakang, kita lihat ke depannya seperti apa," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengakui penerapan kebijakan PPKM yang berjalan pada 11-25 Januari 2021 belum efektif menekan laju penularan Covid-19.

"Yang berkaitan dengan PPKM tanggal 11-25 Januari, kita harus ngomong apa adanya ini tidak efektif. Mobilitas juga masih tinggi karena kita memiliki indeks mobility-nya. Sehingga di beberapa provinsi Covid-nya tetap naik,” kata Jokowi melalui video yang diunggah akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (31/1/2021).

Ia mengatakan, implementasi PPKM yang semestinya membatasi aktivitas dan mobilitas masyarakat tak mampu melakukan kedua hal tersebut.

Karena itu, ia meminta ke depannya implementasi PPKM diperkuat dan para menteri serta kepala lembaga terkait benar-benar mengetahui kondisi di lapangan.

https://nasional.kompas.com/read/2021/02/04/08350391/iakmi-nilai-ppkm-belum-bisa-disebut-berhasil-atau-gagal

Terkini Lainnya

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke