Hal tersebut dikarenakan pihaknya menerima informasi bahwa EUA untuk vaksin AstraZeneca telah diberikan oleh Medicine and Healthcare Product Regulatory Agency (MHRA) Inggris.
"Melalui mekanisme reliance ini, proses penerbitan EUA atas vaksin AstraZeneca di Indonesia akan lebih mudah," kata Retno dalam konferensi pers kedatangan vaksin Sinovac di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (31/12/2020).
Retno mengatakan, EUA yang diberikan MHRA untuk vaksin AstraZeneca merupakan kabar baik.
Pasalnya, kata dia, MHRA merupakan salah satu dari enam stringent regulatory authorities (SRAs) yang memiliki mekanisme reliance dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Hasil EUA di Inggris ini dapat dijadikan basis dan review dikeluarkannya EUA di Indonesia," kata dia.
Saat ini, kata dia, koordinasi dengan semua pihak dan lembaga terkait baik di Indonesia maupun di luar negeri terus dilakukan.
Upaya itu bertujuan untuk mempercepat proses EUA di Tanah Air untuk vaksin AstraZeneca.
"Tentunya proses ini memperhatikan aspek keamanan, efektivitas dan kualitas vaksin," kata dia.
Saat ini Indonesia telah menandatangani komitmen suplai vaksin dari Novavax dan AstraZeneca pada Rabu (30/12/2020) untuk pembelian masing-masing sebanyak 50 juta dosis.
Retno mengatakan, vaksin Novavax menggunakan platform protein sub unit recombinant yang berasal dari Amerika Serikat. Sementara AstraZeneca menggunakan platform viral vector yang berasal dari Inggris.
https://nasional.kompas.com/read/2020/12/31/15063731/menlu-retno-sebut-izin-vaksin-astrazeneca-di-ri-bakal-lebih-mudah-ini