Salin Artikel

Lakukan Survei soal Vaksin, Populi Center: Mayoritas yang Menolak karena Risiko Kesehatan

Peneliti Populi Center Rafif Pamenang Imawan mengatakan, pihaknya menanyakan kesediaan masyarakat jika diberikan vaksin oleh pemerintah.

"Kita sudah menanyakan apakah mau diberikan vaksin oleh pemerintah? Ini juga hasilnya dalam beberapa hal tidak menggembirakan juga. Ada 60 persen mengatakan bersedia dan 40 persen menyatakan tidak bersedia," kata Rafif dalam diskusi virtual, Sabtu (19/12/2020).

Adapun survei tersebut dilakukan Populi Center terhadap 1.000 responden di 100 kabupaten/kota yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi.

Lebih lanjut, Rafif menerangkan, 40 persen masyarakat mengungkap alasan penolakan atau tidak bersedia menerima vaksin karena risiko kesehatan.

"Karena mereka khawatir dengan aspek kesehatan. Itu jawaban mayoritas 46,5 persen yang tidak bersedia," ujarnya.

Selanjutnya, masyarakat menjawab alasan lain yaitu karena mereka tidak percaya vaksin menyembuhkan. Terdapat 15,2 persen masyarakat yang menyatakan hal tersebut.

Sisanya sebanyak 13,3 persen menjawab alasan karena tidak dapat memastikan apakah vaksin halal atau tidak.

Rafif juga menyoroti menariknya jawaban masyarakat ketika ditanya mengenai negara asal vaksin Covid-19.

"Kita kan ada banyak sekali negara asal. Nah, mereka menyatakan vaksin dari China yang nomor satu, paling tinggi dipilih," ungkap dia.

Berdasarkan survei tersebut, sebanyak 16,6 persen masyarakat memilih vaksin dari China, disusul vaksin dari Amerika Serikat sebanyak 10,3 persen, dan Jepang sebesar 8 persen.

Ia berpendapat, ada faktor yang menyebabkan vaksin China menjadi pilihan masyarakat yaitu peran pemberitaan media.

"Barangkali ini juga karena vaksin yang banyak beredar di pemberitaan kan salah satunya Sinovac dari China, dan juga Pfizer dari kerjasama Amerika dan Jerman. Satu lagi moderna dari Amerika. Jadi mungkin itu pemberitaan juga yang jadi salah satu membuat kemudian vaksin dari negara lain tidak terlalu muncul," jelasnya.

Bahkan, dia menilai bahwa vaksin buatan Tanah Air yaitu vaksin Merah Putih yang tengah direncanakan tidak begitu direspons pemberitaan.

Seperti diketahui, Indonesia telah bekerja sama dengan Sinovac untuk melakukan uji klinis tahap ketiga di Bandung Jawa Barat.

Kerja sama tersebut melibatkan tim dari Universitas Padjadjaran dan PT Bio Farma. Vaksin Sinovac telah tiba di Indonesia sejak Minggu (6/12/2020).

Selain dengan Sinovac, Indonesia juga menjalin komitmen pengadaan vaksin dengan perusahaan biofarmasi lainnya, yakni Sinopharm yang bekerja sama dengan G42 di Uni Emirat Arab, CanSino, dan AstraZeneca.

https://nasional.kompas.com/read/2020/12/19/12234221/lakukan-survei-soal-vaksin-populi-center-mayoritas-yang-menolak-karena

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke