Dari 10 kandidat vaksin itu, Indonesia telah meneken kerja sama pengadaannya dengan dua kandidat vaksin, yakni dari Sinovac dan Sinopharm.
Keduanya merupakan vaksin yang dikembangkan perusahaan media asal Cina.
Adapun 10 kandidat vaksin tersebut ialah Sinovac, Wuhan Institute of Biological Products atau Sinopharm, Janssen Pharmaceutical Companies (Johnson & Johnson Group), dan Cansino Biologics Incorporation atau Beijing Institute of Biotechnology.
"Kemudian Gamaleya Research Institute, BioNtech atau Fosun Pharma Pfizer, University of Oxford atau AstraZeneca, Novavax, Moderna atau NIAID, Beijing Institute of Biological Products atau Sinopharm," papar Wiku dalam keterangan persnya di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/10/2020).
Kandidat vaksin dari Sinovac sendiri saat ini tengah menjalani uji klinis tahap ketiga di Bandung, Jawa Barat.
Uji klinis tahap ketiga tersebut dilakukan atas kerja sama antara perusahaan medis plat merah PT Bio Farma, Sinovac beserta tim dari Universitas Padjadjaran.
Sedangkan kandidat vaksin dari Sinopharm sedang menjalani uji klinis tahap ketiga di Uni Emirat Arab, bekerja sama dengan G42.
Selain itu, Indonesia juga menjalin kerja sama pengadaan vaksin dengan perusahaan asal Korea Selatan, Genexine. Kandidat vaksin dari Genexine saat ini masih melakukan uji klinis fase 1A dan 2A.
"Selain kerja sama multilateral, pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan vaksin dalam negeri seperti konsorsium pengembangan vaksin merah putih yang dipimpin Lembaga Bologi Molekuler Eijkman dan Kemenristek," lanjut Wiku.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/07/05290671/indonesia-amankan-2-dari-10-kandidat-vaksin-covid-19-di-dunia