"Saya bukan pesimis, tetapi saya juga tidak optimis begitu," kata Yorrys dalam diskusi virtual bertajuk 'Mengulas Tim Investigasi Independen Penembakan Hitadipa', Jumat (2/10/2020).
Menurut dia, ini bukan pertama kalinya pemerintah membentuk tim investigasi untuk kasus yang mendapatkan perhatian publik.
Yorrys pun berharap tim ini tak hanya sekadar dibentuk untuk meredam gejolak di publik.
"Jangan tim ini seperti yang lalu-lalu. Jadi karena semangat untuk meredam, tetapi tidak menghasilkan apa-apa," ucap dia.
Maka dari itu, ia berharap TGPF bentukkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD itu memberikan hasil investigasi yang memuaskan sesuai harapan semua pihak.
Pembentukan TGPF ini didasarkan Keputusan Menko Polhukam Mahfud MD Nomor 83 tahun 2020 tentang Tim Gabungan Pencari Fakta Peristiwa Kekerasan dan Penembakan di Kabupaten Intan Jaya tertanggal 1 Oktober 2020.
Terdapat dua komponen dalam TGPF itu, yakni komponen pengarah serta investigasi lapangan.
Selain menyelidiki kasus penembakan terhadap Pendeta Yeremia pada Sabtu (19/9/2020), TGPF juga akan menyelidiki kasus penembakan lainnya yang terjadi pada pertengahan September 2020.
Tiga kasus itu meliputi tewasnya seorang warga sipil bernama Badawi dan prajurit TNI Serka Sahlan pada Kamis (17/9/2020).
Kemudian, kasus penembakan yang menewaskan prajurit TNI bernama Pratu Dwi Akbar.
Terakhir, Pratu Dwi Akbar tewas setelah terlibat kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata pada Sabtu (19/9/2020).
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/02/22512401/senator-asal-papua-harap-tgpf-tak-hanya-dibentuk-demi-redam-gejolak