JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pencegahan dan Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Cut Putri Arianie mengatakan, pengidap penyakit tidak menular akan lebih berpotensi terinfeksi virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19.
Menurut Putri, kondisi tersebut juga dialami negara lainnya yang tengah mengalami pandemi Covid-19, seperti Italia dan Amerika Serikat.
"Memang orang-orang kelompok penyakit tidak menular ini adalah orang yang rentan terinfeksi (Covid-19)," kata Putri dalam diskusi di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (4/7/2020).
Di kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Eka Ginanjar mengamini pernyataan Putri.
Eka juga mengatakan, pengidap penyakit tidak menular akan menderita Covid-19 lebih lama dibanding orang tanpa penyakit tidak menular.
"Jadi ada dua hal yang mudah tertular dan kalau tertular akan menjadi lebih berat dibandingkan dengan orang yang tidak punya penyakit tidak menular," ujarnya.
Eka pun menjelaskan alasan orang dengan penyakit tidak menular, salah satunya hipertensi, akan lebih mudah terjangkit Covid-19.
Ia mengatakan semua itu disebabkan pembuluh darah penderita hipertensi tidak lagi dalam kondisi baik dan kekebalan tubuh juga semakin menurun.
"Kekuatan mukosa lapisan-lapisan tubuhnya itu sudah tidak terlalu bagus lagi, jadi mudah tertular," ucap Eka.
Sebelumnya, Kepala Divisi Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto Soroy Lardo mengatakan, masa penyembuhan pasien Covid-19 bervariasi.
Namun, menurut dia, masa penyembuhan pasien Covid-19 yang disertai komorbid atau penyakit penyerta akan lebih lama.
"Jadi kalau pasien itu dengan komorbid, tentu akan lama, ya, jadi bisa perawatan itu dua sampai tiga minggu," kata Soroy dalam diskusi di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (2/7/2020).
"Tapi kalau tanpa komorbid itu biasanya kita evaluasi itu sampai dua minggu," lanjut dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/07/04/13005821/kemenkes-orang-dengan-penyakit-tak-menular-rentan-terinfeksi-covid-19