Salin Artikel

Ada Covid-19, Pilkada 2020 Dinilai Belum Jadi Prioritas Masyarakat

Apalagi, jika dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

"Bagi masyarakat, pilkada itu kesekian dan belum jadi prioritas. Apalagi sekarang belum ada kampanye, calon, dan sebagainya," ujar Dosen Fisipol UI Sri Budi Eko Wardani dalam diskusi online Komite Pemilih Indonesia (Tepi), Jumat (19/6/2020).

Faktor lain, menurut dia, selama pandemi Covid-19 banyak masyarakat yang memilih tetap tinggal di rumah sebagaimana anjuran pemerintah untuk menghindari penularan.

Dengan demikian, apabila ada permintaan untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS), apakah mereka akan menganggap itu penting atau tidak, belum dapat dipastikan.

"Masyarakat ketika mal dibuka, mereka antre mengorbankan keselamatan karena mau tukar emas untuk survival (bertahan hidup). Sementara apakah politik juga survival buat mereka?" kata dia.

Ia mengatakan, dalam rentang bulan Juli-September, fokus masyarakat akan tetap pada isu ekonomi mengingat perekonomian pun babak belur akibat Covid-19.

Meskipun beberapa tempat publik seperti mal atau transportasi sudah dibuka kembali, tetapi seberapa besar daya tarik bagi masyarakat untuk menggunakannya belum terlihat.

Terlebih, saat ini di pasar tradisional juga muncul klaster kasus Covid-19 baru.

"Sementara pasar adalah interaksi publik yang paling keseharian. Jadi isu ekonomi, bertahan hidup, kesehatan, keselamatan akan jadi fokus. Lawannya, isu politik yang membuat mereka seberapa besar akan mempengaruhi," kata dia.

Pada bulan November, kata dia, mendatang bisa saja keadaan membaik. Namun hal tersebut tidak bisa di-manage sejak sekarang.

Terlebih dengan fakta bahwa jumlah kasus Covid-19 semakin bertambah dari ke hari.

Adapun, Pilkada Serentak 2020 akan digelar pada 9 Desember mendatang di 270 wilayah yang meliputi 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota.

https://nasional.kompas.com/read/2020/06/19/17344631/ada-covid-19-pilkada-2020-dinilai-belum-jadi-prioritas-masyarakat

Terkini Lainnya

Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Nasional
Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Nasional
Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Nasional
Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Nasional
Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Nasional
PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara 'Gaib' di Bengkulu

PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara "Gaib" di Bengkulu

Nasional
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Nasional
WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

Nasional
Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Nasional
Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, lalu Dihitung Ulang

Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, lalu Dihitung Ulang

Nasional
Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Nasional
Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Nasional
Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Nasional
Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Nasional
KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke