Salin Artikel

Kasus Covid-19 RI Tertinggi di Asia Tenggara, Harus Jadi Alarm Pemerintah

Hal ini disampaikan Mufidah, menanggapi kasus Covid-19 di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara pada Rabu (17/6/2020).

Mufida meminta angka kasus positif dan kematian akibat Covid-19 harus menjadi perhatian bagi pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan.

"Angka positif Covid-19 dan kematian akibat Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara harus jadi alarm bagi pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan yang lebih baik," kata Mufida dalam keterangan tertulis, Jumat (19/6/2020).

Mufida mengatakan, selain penanganan Covid-19, banyak parameter kesehatan yang menempatkan Indonesia di peringkat kurang baik.

Ia mencontohkan, pada Hari Tuberkulosis Sedunia 2020 pada 24 Maret yang lalu, Indonesia berada di peringkat ke-3 di dunia dengan penderita TBC terbanyak.

"Jumlah penderita TBC di Indonesia mencapai 845.000 jiwa. Sementara TBC adalah satu dari 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia," ujarnya.

Mufidah juga menyoroti, indeks perkembangan anak yang dirilis WHO-UNICEF menunjukkan Indonesia berada di peringkat 117 dari 180 negara yang diteliti.

Indeks tersebut, lanjut dia, mengukur kesehatan dan kesejahteraan anak berdasarkan beberapa faktor meliputi, pertumbuhan anak, tingkat kelangsungan hidup anak, tahun sekolah, tingkat kelahiran remaja, kematian ibu, prevalensi kekerasan, serta pertumbuhan dan gizi.

"Kita juga kalah jauh dari negara tetangga dengan Singapura peringkat 12, Malaysia 44, Vietnam 58, Thailad 64, Filipina 110 dan Kamboja 114 dunia," tuturnya.

Berdasarkan data tersebut, Mufida mengatakan, pemerintah harus melakukan evaluasi pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

"Bukan hanya soal Covid-19, tapi posisi kita yang kurang baik dalam data-data kualitas kesehatan tersebut harus menjadi cermin. Kita tidak sendiri mengalami semua masalah kesehatan tersebut, tetapi banyak negara yang berhasil melalui dengan baik," kata dia.

Pada Rabu (17/6/2020), Indonesia tercatat sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara.

Kasus Covid-19 di Tanah Air pada Rabu mencapai 41.431 kasus dan 2.276 kematian. 

Sementara itu, hingga Rabu, catatan kasus Covid-19 di Asia Tenggara berjumlah 123.005 kasus.

Kemudian, selama 24 jam selanjutnya, kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 1.331 kasus.

Terkait hal ini, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengungkapkan, hingga Kamis (18/6/2020), ada 42.762 kasus Covid-19 di seluruh Indonesia. 

Menanggapi catatan jumlah kasus tertinggi se-Asia Tenggara itu, Yuri mengatakan bahwa kasus penularan Covid-19 masih terjadi.

"Ini menunjukkan bahwa penularan di luar masih ada, masih ada kasus positif, masih ada yang rentan (tertular)," ujar Yuri ketika dikonfirmasi Kompas.com, Kamis.

Oleh karena itu, pemerintah tidak bosan untuk selalu mengingatkan agar masyarakat wajib mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Menurut Yuri, masyarakat diminta tidak absen memakai masker saat keluar rumah, tidak membuat atau berada di kerumunan, menjaga jarak saat berkontak sosial dan rajin mencuci tangan memakai sabun.

Protokol kesehatan tersebut harus dijalankan, baik di rumah, di tempat umum, di tempat kerja, dan di sekolah.

https://nasional.kompas.com/read/2020/06/19/10554961/kasus-covid-19-ri-tertinggi-di-asia-tenggara-harus-jadi-alarm-pemerintah

Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke