JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunus Miko Wahyono mengatakan, kondisi DKI Jakarta saat ini belum aman dari penyebaran virus corona (Covid-19).
Menurut Miko, kondisi DKI Jakarta dapat disebut aman apabila jumlah penambahan kasus harian Covid-19 berada di bawah 100 orang selama satu pekan berturut-turut.
"Kalau Jakarta harusnya itu turunnya sampai di bawah 100 begitu. Jadi dalam se-minggu itu harus di bawah 100, baru bilang aman," kata Miko dalam diskusi online bertajuk New Normal Are You Ready?, Sabtu (6/6/2020).
"Kalau mau aman absolut, sebenarnya harus 0 (kasus)," ujar dia.
Miko mengatakan, jumlah penambahan kasus di Jakarta memang terbilang menurun. Namun, penurunan tersebut belum bisa dianggap aman.
Oleh karena itu, ia menyarankan Pemerintah DKI Jakarta berhati-hati dalam menerapkan era normal baru atau new normal.
"Jadi harus hati-hati kapan kita membuka new normal-nya begitu. Jadi kapan kita membuka new normal-nya, kalau kasusnya jadi dalam satu minggu ini sudah turun aman," ungkapnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim, kasus positif Covid-19 di Jakarta telah melandai. Begitu pula dengan angka kematian akibat Covid-19.
Anies berujar, puncak kasus Covid-19 dengan angka kematian tertinggi terjadi pada pertengahan April 2020.
"(Kasus harian positif Covid-19) di Jakarta alhamdulillah sudah mulai melandai. Puncak kita itu pertengahan April, kemudian mulai melandai hingga sekarang," ujar Anies dalam siaran langsung YouTube Pemprov DKI, Kamis (4/6/2020).
Berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com, pada 1 Juni di DKI Jakarta tercatat 111 kasus. Kemudian pada 2 Juni ada 76 kasus, 3 Juni ada 80 kasus, 4 Juni ada 61 kasus, dan terakhir 5 Juni terjadi penambahan sebanyak 76 kasus.
https://nasional.kompas.com/read/2020/06/06/12394291/fkm-ui-jakarta-aman-dari-covid-19-jika-kasus-harian-di-bawah-100-selama-satu