Menurut dia, hingga saat ini belum ada langkah signifikan dari pemerintah terhadap pandemi virus corona.
"Hampir semua kepala negara sudah concern tentang ini. WHO juga sudah menyatakan ini pandemik global. Jadi saya pikir harus ada tindakan yang lebih nyata dari pemerintah. Kalau perlu keppres dikeluarkan," kata Syarief di DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/3/2020).
Ia membandingkan situasi pemerintah saat ini dengan masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika menghadapi wabah virus flu burung.
Syarief menuturkan, SBY segera menerbitkan Peraturan Presiden No 7/2006 tentang Komite Nasional Pengendalian Flu Burung (Avian Influenza) dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza.
"Pak SBY langsung turun tangan dan dia mengeluarkan keppres. Alhamdulillah bisa tertangani dengan bagus pada saat itu," ujar dia.
Syarief menilai, sejak awal pemerintah tampak terlalu percaya diri menghadapi virus corona.
Ketika kasus virus corona positif di dalam negeri, pemerintah tidak tanggap dalam melakukan penanganan dan pencegahan.
"Saya pikir, sekali lagi, terlalu pede, sehingga tidak betul-betul intens. Padahal negara kita negara yang luas, penduduknya luar biasa banyak," ujar Syarief.
WHO resmi mengumumkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global. Hal ini diumumkan Rabu (11/3/2020) malam.
Dalam waktu kurang dari tiga bulan, Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 126.000 orang di 123 negara, dari Asia, Eropa, AS, hingga Afrika Selatan.
"Dalam dua minggu terakhir jumlah kasus di luar China telah meningkat tiga belas kali lipat dan jumlah negara yang terkena dampak meningkat tiga kali lipat," kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesusus dalam konferensi pers di kantor pusat WHO di Jenewa, dilansir CNBC, Kamis (12/3/2020).
"Dalam beberapa hari hingga minggu ke depan, kami melihat kemungkinan jumlah kasus, jumlah kematian, dan jumlah negara terdampak akan melonjak lebih tinggi," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/12/20113001/cerita-demokrat-saat-sby-tangani-flu-burung