Salin Artikel

Antisipasi Wabah Meluas, Komisi I DPR Bentuk Panja Virus Corona

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi I DPR yang membidangi urusan pertahanan, komunikasi, dan luar negeri, menyepakati pembentukan panitia kerja (panja) terkait virus corona.

Wakil Ketua Komisi I dari Fraksi PKS, Abdul Kharis Almasyhari, mengatakan kesepakatan pembentukan panja itu diputuskan dalam rapat internal pada akhir Februari lalu.

"Komisi I pada rapat internal minggu lalu menyepakti Panja Corona. Kami melihatnya dari aspek ketahanan nasional sebagai langkah antisipasi jika nanti wabah corona membesar," kata Kharis saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/3/2020).

Ia mengatakan pembentukan Panja Virus Corona ini sebagai persiapan agar mitra Komisi I, salah satunya adalah TNI, tanggap ketika penyebaran virus corona di Indonesia meluas.

Menurut Kharis, pelibatan militer dalam penanganan virus corona juga dilakukan di negara-negara lain yang terpapar.

Namun, Kharis menegaskan Komisi I tentu berharap wabah virus corona di dalam negeri terkendali.

"Bukan berharap jadi besar. Tapi maksud kami agar jika nanti besar penanganan oleh mitra-mitra Komisi I bisa sigap dan siaga dengan prosedur dan mekanisme yang benar," tutur dia.

"Mereka harus terlatih. Jangan sampai membantu dan menolong tapi mereka jadi korban. Lalu dari aspek anggaran juga mesti kami perhatikan," lanjut Kharis.

Selain itu, Kharis mengatakan, koordinasi dengan Badan Intelijen Negara (BIN) juga penting untuk memetakan langkah pencegahan yang strategis.

Kharis menegaskan Panja Virus Corona yang dibentuk Komisi I ini berfokus pada isu ketahanan nasional.

"Kami juga akan melihat dari aspek preventif dan antisipasi yang lebih strategis dengan BIN. Misal, prediksinya seperti apa untuk menekan kemungkinan terjadinya wabah membesar. Jadi lebih pada antisipasi. Bukan pada aspek virus corona-nya. Ini menyangkut ketahanan nasional," tegasnya.

Saat ini, dua warga Depok, Jawa Barat, yakni Pasien 1 berusia 31 tahun dan Pasien 2 berusia 64 tahun telah terkonfirmasi terinveksi virus Corona. Keduanya kini dirawat di RSPI Dr. Sulianto Saroso.

Pemerintah meminta publik tidak terlalu khawatir dengan kabar adanya pasien pertama virus Corona di Indonesia itu.

Menurut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, publik mestinya tidak perlu khawatir karena penyakit flu yang biasa menjangkiti warga Indonesia justru mempunyai angka kematian lebih tinggi daripada virus Corona.

"Padahal kita punya flu yang biasa terjadi pada kita, batuk pilek itu angka kematiannya lebih tinggi dari yang ini corona tapi kenapa ini bisa hebohnya luar biasa," kata Terawan di Kantor Kemenkes, Senin (2/3/2020).

Terawan menuturkan, respons publik atas virus Corona ini disebabkan oleh cara pandang publik dalam melibat virus tersebut.

Ia menegaskan, Kemenkes bersama lembaga lainnya akan bergotong royong dalam menanggulangi penyebaran virus Corona.

"Saya yakin ketahanan kesehatan nasional kita akan terjaga karena kekompakkan kita bersama saling asah, asih, asuh, bergotong royong menghadapi virus yang sebenarnya biasa saja," ujarnya.

Dengan pengumuman ini, maka untuk kali pertama ada penemuan orang yang terjangkit virus corona di Indonesia.

Beberapa waktu lalu diberitakan, ada sejumlah WNI yang terjangkit virus corona, tetapi mereka berada di luar Tanah Air.

Misalnya, seorang perempuan WNI yang berada di Singapura. Dia diketahui sebagai WNI pertama yang terjangkit virus corona saat bekerja sebagai pramuniaga di Negeri Singa.

Perempuan itu belum pernah ke China. Dia diduga terjangkit virus corona dari sejumlah wisatawan yang datang ke toko tempat dia bekerja.

Kasus berikutnya adalah sembilan WNI yang terjangkit virus corona saat bekerja sebagai awak kapal pesiar Diamond Princess.

https://nasional.kompas.com/read/2020/03/04/14242991/antisipasi-wabah-meluas-komisi-i-dpr-bentuk-panja-virus-corona

Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke