Para warga tersebut telah menjalani observasi sejak Minggu (2/2/2020) lalu.
Berdasarkan jadwal yang ditetapkan pemerintah, masa observasi akan berlangsung 14 hari atau hingga Minggu (16/2/2020).
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kememko PMK) menggelar rapat untuk memastikan teknis pemulangan 238 warga.
Meski keputusan rapat belum disampaikan, Yuri menjelaskan garis besar rencana pemulangan para warga yang terdiri dari 237 WNI dan 1 WNA itu.
Warga akan dibawa ke Jakarta
Menurut Yuri, saat ini pemerintah masih membahas teknis pemulangan bersama sejumlah pihak terkait.
"Saat ini sedang dirapatkan karena itu menyangkut berbagai pihak, baik Kemenkes, Kemenlu, Kemendagri, TNI, dan sebagainya," ujar Yuri dalam konferensi pers di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2020).
"Kapan tepatnya pemulangan dan sebagainya akan diputuskan," lanjut dia.
Yuri hanya memastikan bahwa rute pemulangan akan dilakukan dari Natuna ke Jakarta terlebih dulu.
Setelah 238 warga tiba di Jakarta, barulah mereka diserahkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah (pemda) masing-masing.
"Intinya ke Jakarta dulu, baru diserahkan ke pemda. Lalu ke keluarga masing-masing," ujar dia.
Pemda akan jemput warga
Yuri mengatakan pemerintah pusat akan berkoordinasi dengan sejumlah kepala daerah terkait pemulangan 238 warga yang diobservasi di Natuna.
Menurut Yuri, warga yang sudah diobservasi akan dipulangkan ke daerah masing-masing.
Sehingga, pemda yang akan menyerahkan warga ke keluarga masing-masing.
Sementara itu, terkait kapan para warga itu bisa kembali lagi ke Kota Wuhan, Yuri belum bisa memastikan.
Sebab, saat ini Pemerintah China masih menutup kota tersebut.
Sebagaimana diketahui, para warga tersebut sebelumnya tinggal di Wuhan karena sedang menempuh pendidikan atau sedang bekerja di kota tersebut.
Ke-238 warga dalam kondisi sehat
Kemenkes memastikan, hingga hari ke-9 masa observasi yakni Senin (9/2/2020), seluruh warga berada dalam kondisi sehat.
Yuri mengatakan, warga tidak ada yang mengeluhkan sakit panas, gangguan pernapasan atau gejala influenza yang mengarah kepada potensi tertular virus corona.
Hanya saja, kata Yuri, warga yang diobservasi di Natuna sempat mengalami gatal-gatal.
Saat diperiksa lebih lanjut, penyebabnya karena air yang digunakan untuk mandi mereka kurang bersih.
"Ternyata kita memang kurang begitu mewaspadai tandon air bawah tanah untuk keperluan mandi. Kebutuhan air demikian tinggi sehingga kotorannya (pada tandon) naik ke atas. Saat ini kita menambah tandon baru di atas dan sudah teratasi," ucap Yuri.
WNA juga akan dipulangkan
Meski mayoritas warga yang menjalani observasi adalah WNI, tetapi ada pula WNA yang ikut dalam rombongan.
Kemenkes sebelumnya memastikan ada satu WNA berkebangsaan Amerika Serikat dalam rombongan itu.
Kemudian, ada satu WNA lain yang saat ini belum dipastikan status kewarganegaraannya oleh pemerintah.
Achmad Yurianto mengatakan para WNA juga akan ikut dipulangkan dari Natuna.
"WNA itu kan suaminya WNI. Kalau mau ikut pulang ke rumah istrinya juga tidak apa-apa," kata Yuri.
Sebelumnya, pesawat Batik Air jenis Airbus 330-300 yang menjemput WNI di Kota Wuhan, China, telah tiba di Tanah Air, Minggu (2/2/2020) pagi.
Sebanyak 238 warga berhasil dibawa ke Indonesia dalam penerbangan itu.
Namun, jumlah ini berbeda dari rencana awal yang disampaikan.
Sedianya, pesawat berbadan besar ini disebut akan menjemput 245 warga Indonesia yang ada di Provinsi Hubei, China, dan sekitarnya.
Namun tujuh orang warga Indonesia akhirnya tidak bisa ikut dalam penerbangan ke Tanah Air.
Berdasarkan keterangan tertulis yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri, tujuh orang warga Indonesia tersebut memiliki alasan dan kendala masing-masing sehingga tidak ikut dipulangkan ke Indonesia.
Pada proses menjelang kepulangan, terdapat empat warga Indonesia yang memilih untuk tetap tinggal di China karena alasan keluarga dan tiga warga Indonesia tidak dapat memenuhi persyaratan kesehatan untuk terbang.
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/11/08380871/rencana-pemulangan-238-warga-dari-natuna-dan-koordinasi-pemerintah