Observasi ini dilakukan setelah WNI dan WNA itu dievakuasi dari Wuhan, China, pada 31 Januari 2020.
"Di sana (di lokasi observasi) ada pemeriksaan fisik, batuk, pilek, demam. Itu SOP (standar operasional prosedur) yang sama dilakukan di Wuhan, di Wuhan juga begitu itu sampai ke masyarakat," kata Wiendra di kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2020).
Wiendra mengatakan, di lokasi observasi, pihaknya telah menyiagakan sejumlah dokter, mulai dari dokter umum, dokter spesialis jiwa, hingga psikolog.
Lokasi observasi juga dilengkapi dengan ruang ICU sederhana.
Selain diperiksa kesehatannya setiap hari, lanjut dia, mereka yang diobservasi juga dipastikan tercukupi gizinya.
"Jadi memang sangat dijaga," ujar Wiendra.
Ia pun berharap, hingga masa observasi berakhir, tidak ada satupun dari mereka yang sakit atau menunjukkan gejala terinfeksi virus corona.
"Mudah-mudahan enggak ada yang batuk, pilek demam atau sesak. Kita mengharapkan dia dua minggu ini sehat," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono menyebut bahwa 238 orang yang saat ini diobservasi di Natuna akan menjalani pemeriksaan kesehatan dua kali dalam sehari.
"Skenarionya di Natuna adalah pemeriksaan kesehatan dilakukan dua kali dalam sehari, dalam bentuk pengukuran suhu," ujar Anung dalam konferensi pers di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).
Kemudian, untuk mengisi kegiatan sehari-hari, pemerintah telah menyiapkan jadwal kegiatan harian.
"Mulai dari olahraga, juga disiapkan alat kesenian yang barangkali bisa dipakai oleh mereka dan juga kita sudah menyiapkan dukungan pelayanan kesejatan," kata Anung.
Lebih lanjut, Anung menyampaikan, sebagaimana arahan Kementerian Luar Negeri, 238 orang itu ditempatkan di 10 tenda dan 7 kamar terpisah.
Pengelompokan ini berdasarkan jenis kelamin dan status keluarga.
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/06/17001021/kemenkes-pastikan-238-orang-yang-diobservasi-di-natuna-terfasilitasi-dengan