Kunci utama menurut Kaesang, yakni berada pada keunikan produk.
"Kalau mau membuat produk itu harus ada unique selling point-nya," kata Kaesang ketika menjadi pembicara di Universitas Bunda Mulia, Jumat (31/1/2020), sebagaimana dikutip siaran persnya.
Keunikan pada produk yang dijual itu akan menjadi pembeda dengan produk lainnya yang serupa.
Bahkan, bukan tidak mungkin produk yang berbeda tersebut akan menjadi tren di konsumen.
Ia mencontohkan sate taichan yang sedang populer di Jakarta.
Selama ini, sate taichan dikenal dengan sajian potongan daging ayam dibakar, kemudian dicelupkan ke dalam bumbu super pedas.
"Nah, kita bikin saja yang asin banget," ujar Kaesang Pangarep.
Prinsip itu pula yang diimplementasikan ke dalam ragam produk kulinernya. Mulai dari nugget pisang Sang Pisang, ayam goreng Yang Ayam, minuman kemasan Siap Mas hingga Markobar.
Kaesang Pangarep menyebut prinsip itu yang membuat bisnis kulinernya mampu bersaing, bahkan kian berkembang.
"Saya enggak tahu ya apakah produk-produk milik artis itu masih hits atau enggak. Tapi kalau Sang Pisang masih ada sampai sekarang," ujar dia.
Meski demikian, Kaesang yang saat ini menjabat sebagai founder PT Harapan Bangsa menekankan, persaingan di dalam dunia usaha bukanlah sesuatu hal yang buruk.
Persaingan justru dibutuhkan agar produk yang dihasilkan lebih baik lagi.
"Misalnya Yang Ayam, kan jelas saingannya ada Geprek Bensu dan Ayam Jeritnya milik Titi Kamal," ujar Kaesang Pangarep.
"Tapi ya memang semua bisa bikin produk bisnis yang hampir sama. Tapi enggak apa-apa ya kompetisi memang menjadikan kita lebih baik lagi," lanjut dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/01/13531321/kaesang-produk-artis-masih-hits-atau-enggak-kalau-sang-pisang-masih