Sekretaris Jenderal Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengatakan, saat ini kasus yang ditemukan masih bersifat dugaan.
Dengan demikian, masyarakat diharapkan tidak menyalahartikan bahwa para pasien terduga itu telah terjangkit virus corona.
"Saya harap masyarakat tidak panik dan berlebihan pada dugaan orang yang baru (datang) dari China," kata Achmad di Kantor Kemenkes, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (24/1/2020).
"Karena batuk dan demam hingga sesak itu adalah gejala banyak penyakit. Jadi diduga itu hanya penyebutannya saja bukan berarti kemungkinan besar," ujar dia.
Selain itu, Kemenkes juga telah memastikan bahwa terdapat 420 orang mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Wuhan. Sebagian besar tengah kembali ke Tanah Air, sehingga mereka dipastikan tidak terjangkit.
Mereka yang baru saja berlibur dari China juga sudah didata dan dipastikan aman.
"Jadi yang penting jaga kesehatan walaupun virus ini belum terjangkit di Indonesia," kata dia.
Sebelumnya, dua orang diduga terkena virus korona di Indonesia. Pada Kamis (23/1/2020), seorang karyawan Huawei di Menara BRI disebut-sebut terjangkit.
Selain itu, seorang warga Jakarta Utara juga disebut-disebut diduga terkena, namun keduanya tidak terbukti.
"Kami yakini tidak (terjangkit), kalau dilihat gejalanya tidak, karena ketakutan sekarang sedikit-sedikit kalau flu dan batuk langsung dilarikan ke RSPI," kata dia.
Adapun virus corona (coronavirus) jenis baru teridentifikasi merebak di Kota Wuhan, China.
Jenis virus ini menyebabkan wabah pneumonia di kota tersebut dan menyebar hingga ke beberapa negara, salah satunya Jepang.Virus yang mengganggu pernapasan itu dinamai novel coronavirus atau 2019-nCoV.
Kabar terakhir tentang virus ini, dipastikan dapat menular dari manusia ke manusia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/01/24/21030961/dampak-virus-corona-kemenkes-minta-tak-panik-ke-orang-baru-datang-dari-china