Salin Artikel

32 Mahasiswa Tunanetra Menginap di Trotoar, Begini Klarifikasi Kepala Wyata Guna Bandung

Menurutnya, polemik yang terjadi di Wyata Guna, sebetulnya sudah diproses sejak tahun 2019.

"Pengelola balai bahkan telah memberikan toleransi kepada para penerima manfaat (mahasiswa) hingga bulan Juli (2019). Di mana mereka seharusnya meninggalkan balai sejak Juni 2019," ujar Sudarsono dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (15/1/2020).

Dia melanjutkan, pengelola balai juga sudah secara persuasif meminta penerima manfaat untuk berinisiatif mematuhi ketentuan.

Sebab, masih banyak penyandang disabilitas sensorik netra lainnya yang antre untuk masuk balai dan mendapatkan pelayanan.

Selain itu, kata Sudarsono, pada 12 Agustus 2019 Kementrian Sosial dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga sudah menggelar rapat untuk mencari solusi bersama.

"Salah satu keputusannya adalah Dinas Pendidikan Jawa Barat berkomitmen membangun sarana pendidikan berkebutuhan khusus dengan konsep boarding school yang dilengkapi asrama," ungkap dia.

Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat juga merencanakan pembangunan panti sosial yang melayani semua penyandang disabilitas termasuk sensorik netra.

Menurut Sudarsono, pengembangan layanan terpadu nasional ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah meningkatkan pelayanan kepada penyandang disabilitas.

"Kami menyayangkan, di tengah proses peralihan dan komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencuat isu yang justru kontraproduktif dengan langkah-langkah pemerintah," tuturnya.

“Kita duduk bersama, mencari solusi terbaik. Kita semua anak bangsa, tidak mungkinlah saling menegasi,” lanjut Sudarsono.

Lebih lanjut, Sudarsono mengungkapkan bahwa saat ini balai yang dipimpinnya dalam proses revitalisasi fungsional yang merupakan program nasional untuk mengoptimalkan peran balai-balai rehabilitasi sosial milik pemerintah.

Tujuannya, supaya masyarakat disabilitas diharapkan dapat diberdayakan dan berkiprah setelah mendapat pelayanan rehabilitasi sosial lanjut di Balai Rehabilitasi Sosial.

Selama ini, kata Sudarsono, ada kesan bahwa balai rehabilitasi sosial seperti penampungan bagi disabilitas.

Padahal menurutnya, fungsi balai lebih dari itu, yakni diharapkan dapat mendorong kaum disabilitas berdaya sesuai dengan bidangnya.

“Kita ada program perubahan status panti menjadi balai. Kita ingin balai rehabilitasi sosial ini berkontribusi secara progresif, menjadi pijakan bagi saudara-saudara kita kaum disabilitas agar dapat mengembangkan keberfungsian sosialnya," jelas Sudarsono.

Salah satu konsekuensi dari program transformasi tersebut adalah adanya batas waktu bagi para penerima manfaat sesuai dengan yang ketentuan yang telah ditentukan.

Tujuannya, agar para penerima manfaat dapat berkumpul kembali dengan keluarganya, mandiri serta berkiprah di masyarakat.

“Ini yang kita sebut dengan proses inklusi. Kita ingin, saudara-saudara kita diterima di masyarakat. Seperti yang lainnya,” ujar Sudarsono.

Namun, dia mengakui, pemberlakuan ketentuan mengembalikan penerima manfaat kepada keluarga atau ke masyarakat, tidak bisa dilakukan seketika.

Hal ini dilakukan melalui proses yang panjang.

"Selama di balai, mereka diberikan pelatihan dan layanan yang holistik, sistematis dan terstandar. Sehingga ketika kembali ke masyarakat, mereka mandiri," tambah Sudarsono.

Diberitakan, sebanyak 32 orang mahasiswa penyandang tunanetra tidur di halte dan trotoar di depan Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN) Wyata Guna Bandung, Jalan Pajajaran, Kota Bandung sejak Selasa (14/1/2020) malam hingga Rabu (15/1/2020).

Dari pantauan Kompas.com di lokasi, para mahasiswa tunanetra tersebut tidur beralaskan terpal dan tikar seadanya.

Sementara di atas halte terpasang pula terpal berwarna oranye sebagai tempat berteduh.

Bentuk kekecewaan

Para mahasiswa tunanetra ini tidur berdesak-desakkan bersama pakaian dan barang-barang mereka di halte.

Dari keterangan yang diterima salah satu mahasiswa tunanetra, Elda Fahmi (20) yang juga juru bicara para mahasiswa tunanetra Wyata Guna, aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap pihak BRSPDSN Wyata Guna Bandung.

Mereka merasa terusir dari asrama yang telah beberapa tahun ini mereka tinggali lantaran nomenklatur sebelumnya, yakni panti binanetra telah diubah menjadi balai rehabilitasi.

"Pihak balai mengusir kita sejak 9 Januari 2020 hingga kemarin 14 Januari 2020. Balai bersikukuh agar kami keluar dari lingkungan asrama. Aksi ini wujud kesedihan kami. Kami ingin melakukan tidur di depan mantan rumah kami, mantan rumah tunanetra dari 1901 hingga kemarin," kata Elda, Rabu siang.

Lebih lanjut Elda menambahkan, pihak BRSPDSN Wyata Guna Bandung mengeluarkan paksa barang-barang milik para mahasiswa tunanetra.

Mereka dianggap tidak berhak lagi tinggal di asrama sesuai Peraturan Menteri Sosial (Permensos) nomor 18 tahun 2018.

"Barang-barang kami dipaksa keluar sampai pegawai balai merelakan dirinya memanjat jemuran, mendobrak jendela, masuk ke dalam dan akhirnya beginilah, asrama dikosongkan. Dari 15 asrama saat ini yang masih berfungsi hanya 4," bebernya.

Elda menjelaskan, perubahan nomenklatur dari panti binanetra menjadi balai rehabilitasi sesuai Peraturan Menteri Sosial (Permensos) nomor 18 tahun 2018 telah menyengsarakan mahasiswa penyandang tunanetra yang sebelumnya tinggal di Wyata Guna.

Menurutnya, berdasarkan Permensos nomor 18 tahun 2018, balai ini hanya menjadi tempat pelatihan tingkat lanjut, tidak memberikan lagi bimbingan dasar sebagaimana panti.

Dengan Permensos ini, pengelola memiliki kewenangan untuk mengeluarkan mahasiswa tunanetra dari lingkungan panti.

Elda mengatakan, keberadaan panti sangat dibutuhkan oleh penyandang disabilitas tunanetra untuk bisa mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak-anak biasa.

Menurutnya, panti dibutuhkan sebagai wadah mahasiswa tunanetra bertukar pikiran terkait sebuah masalah dan mencari solusinya.

alu juga saling memberi motivasi dan saling menguatkan. Hal ini, kata dia, terjadi di seluruh Indonesia.

"Sekarang sudah tidak ada lagi panti sosial bina netra, semua berubah jadi balai. Tidak ada lagi panti untuk kami tinggal dan menjalani pendidikan secara normal untuk kami mengembangkan potensi," tuturnya.

https://nasional.kompas.com/read/2020/01/16/08570491/32-mahasiswa-tunanetra-menginap-di-trotoar-begini-klarifikasi-kepala-wyata

Terkini Lainnya

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke