"Kalau kita lihat lebih dalam lagi jenis barang bahan baku yang masih besar angka impornya antara lain besi baja 8,6 miliar dolar AS, industri kimia organik atau petrokomia 4,9 miliar dolar AS," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Untuk itu Jokowi meminta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan sejumlah kementerian terkait untuk membuka lebar pintu investasi sektor industri baja dan petrokimia.
Jokowi ingin Indonesia mandiri dalam hal mengolah barang mentah menjadi bahan setengah jadi sebagai bahan baku industri.
"Investasi industri baja, petrokimia, harus betul-betul dibuka karena ini substitusi impor," ujar Jokowi.
Jokowi menekankan bahwa investasi di kedua sektor tersebut tak hanya akan menekan impor, tetapi juga menciptakan lapangan kerja serta menggerakkan ekonomi.
Selain itu, Jokowi juga kembali mengingatkan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk segera merampungkan perjanjian dagang dengan negara-negara nontradisional dan negara yang belum memiliki kemitraan dengan Indonesia.
Pemerintah, ujar Jokowi, juga bertekad memangkas regulasi yang menghambat investasi.
"Kita benahi akses pembiayaan ekspor, peningktan kualitas produk ekspor baik packaging, branding, dan penyiapan kawasan idndustri yang berorientasi ekspor, ujar Presiden.
https://nasional.kompas.com/read/2019/12/11/16344871/jokowi-soroti-tingginya-impor-baja-dan-petrokimia