Dengan demikian, pemerintah memiliki masukan yang utuh dalam membangun Indonesia.
Ia menilai anak muda sering kali memiliki solusi dalam menghadapi ketidakpastian dunia, khususnya yanng bersentuhan dengan teknologi.
"Presiden ingin ada yang menjadi jembatan, bridging. Bridging antara Istana dengan publik, bridging antara senior dengan junior, bridging antara orang yang gagap teknologi dengan yang maju di pemikiran teknologi," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Ia menambahkan, Istana tak ingin menjadi menara gading yang berjarak dari masyarakat Indonesia yang saat ini didominasi oleh penduduk usia muda.
Terlebih, kata Moeldoko, kini banyak inovasi di berbagai bidang yang justru ditemukan oleh kaum milenial lantaran mereka lebih menguasai teknologi informasi.
"Penjembatan ini anak-anak muda di mana sekarang milenial ini jumlahnya sangat banyak, pemikirannya advance, kita kadang-kadang kaget dengan pemikiran itu. Maka harus terakomodasi dengan bagus," tutur mantan Panglima TNI itu.
Presiden Joko Widodo sebelumnya memperkenalkan tujuh orang yang menjadi staf khususnya. Pengumuman itu dilakukan di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Jokowi menyebutkan, tujuh staf khusus yang baru ini berasal dari kalangan milenial.
Ia berharap bisa mendapat masukan-masukan segar dari para pembantu barunya ini.
Berikut nama-namanya:
1. Putri Indahsari Tanjung - (CEO dan Founder Creativepreneur)
2. Adamas Belva Syah Devara - (Pendiri Ruang Guru)
3. Ayu Kartika Dewi - (Perumus Gerakan Sabang Merauke)
4. Angkie Yudistia - (Pendiri Thisable Enterprise, kader PKPI, difabel)
5. Gracia Billy Yosaphat Membrasar - (Pemuda asal Papua, peraih beasiswa kuliah di Oxford)
6. Aminuddin Ma'ruf - (Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII)
7. Andi Taufan Garuda (Pendiri Lembaga Keuangan Amartha)
https://nasional.kompas.com/read/2019/11/22/15593001/moeldoko-tugas-staf-khusus-milenial-jembatani-istana-dengan-anak-muda