Salin Artikel

Perluas Jangkauan, Dompet Dhuafa Buka 200 Zona Layanan di 34 Provinsi

KOMPAS.com – Setelah bergerak lebih dari 26 tahun dalam membantu mengentaskan kemiskinan di Indonesia, Dompet Dhuafa kini mulai melebarkan jangkauannya.

Hal itu terjadi setelah pada Rabu (30/10/2019), di Balai Kartini, Jakarta Dompet Dhuafa meresmikan 200 Zona Layanan di 34 provinsi di seluruh Indonesia, 

Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa, Nasyith Majidi, mengungkapkan perluasan zona ini merupakan program percepatan pengentasan kemiskinan.

Apalagi berdasarkan data Badan Pusat Statisk (BPS) angka kemiskinan di Indonesia masih tinggi.

Tercatat pada Maret 2019 tingkat kemiskinan di negeri ini berada pada angka  9,41 persen. Adapun jumlah penduduk miskin Indonesia pada Maret 2019 sebesar 25,14 juta orang.

Dengan masih tingginya angka kemiskinan, Nasyith Majidi mengatakan perlu kolaborasi dari semua pihak mulai dari donator, pemerintah, stakeholder, praktisi dan semua pihak yang terkait untuk mengentaskan kemiskinan. 

Perluasan jangkauan juga bisa dilakukan melalui digitalisasi. Apalagi saat ini zaman keterhubungan, sehingga digitalisasi menjadi penting untuk menguatkan kanal penghimpunan.

"Contohnya seperti lahirnya bawaberkah.org dan MUMU Apps sebagai payment gateway di Dompet Dhuafa," kata Nasyith Majidi, seperti dalam keterangan tertulisnya.

Dengan semakin luasnya jaringan dan pendekatan digital, lanjut Nasayith, maka semakin luas pula Dompet Dhuafa dalam mengintervensi problematika kemiskinan di Indonesia.

Langkah kolaborasi tersebut, atau dalam nomenklatur disebut cabang, adalah membuat ruang atau kanal yang menjadi desain dari pola kolaborasi lembaga dan organisasi legal untuk terlibat.

Kolaborasi tersebut dimaksudkan untuk menyerap variasi atau metode dalam pengentasan kemisikinan dari tiap lembaga atau organisasi.

“Semangat kolaborasi 200 Zona Layanan selain dalam intervensi problematika kemiskinan, juga menguatkan lembaga lain untuk bertumbuh membantu sesama," tambah dia.

Syarat bergabung dalam Zona Layanan

Nasyith Majidi menjelaskan lembaga lain bisa bergabung dalam Zona Layanan Dompet Dhuafa asalkan memenuhi beberapa persyaratan.

Syaratnya lembaga tersebut punya portofolio fundraising, tata kelola keuangan, penyaluran dalam bentuk program, bersedia menerapkan value-value Dompet Dhuafa.

"Sebagai fasilitator, Dompet Dhuafa hanya mengontrol aspek produk saja. Langkah stategisnya akan dijalankan sesuai wewenang masing-masing lembaga," kata Nasyith Majidi.

Namun, kata dia, bila suatu lembaga belum memiliki sistem, mereka bisa mengadopsi sistem Dompet Dhuafa agar cepat dalam mengelola penghimpunan dan program pemberdayaan.

Dengan begitu, Nasyith mengatakan, selain bermanfaat bagi orang yang membutuhkan atau kaum dhuafa, perluasan zona layanan Dompet Dhuafa juga bisa menguatkan lembaga lain.

“Makanya dengan bergabungnya banyak lembaga dalam jaringan kerja sama, kami bisa lebih awal mendesain tema atau isu apa yang akan kita intervensi berdasar perencanaan,“ ujarnya.

Tidak hanya itu, dengan bergabungnya banyak lembaga, Dompet Dhuafa bisa menyelesaikan masalah kemiskinan dengan signifikan karena punya resource lebih banyak.

Ini karena banyak lembaga, punya wilayah intervensi lebih luas dan tersebar ke berbagi tempat.

"Jadi dengan kolaborasi tersebut, kami optimis dapat meningkatkan capaian penghimpunan maupun perluasan program layanan kepada masyarakat di atas 50 persen,” kata Nasyith Majidi.

Perlu diketahui selama 26 tahun hadir, Dompet Dhuafa sudah berhasil mengelola Rp2,66 triliun dana publik dengan alokasi penyaluran sebesar 90 persen dan penerima manfaat mencapai 19,3 juta jiwa.

https://nasional.kompas.com/read/2019/11/04/11594501/perluas-jangkauan-dompet-dhuafa-buka-200-zona-layanan-di-34-provinsi

Terkini Lainnya

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke