Salin Artikel

Cerita Prasetyo Terjun ke Dunia Kejaksaan, dari Salah Naik Bus, Tak Berniat Melamar, hingga Nilai Tertinggi

Hal itu diungkapkan Prasetyo dalam acara pisah sambut di Kantor Badan Diklat Kejaksaan RI, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2019).

"Kalau kebanyakan teman-teman lain memilih masuk kejaksaan sudah direncanakan sejak awal, kuliah di fakultas hukum, kemudian untuk masuk jaksa. Sementara saya agak beda. Pada waktu itu yang penting dapat pekerjaan di mana pun," ujar Prasetyo.

Begitu ia menyelesaikan pendidikan di fakultas hukum, Prasetyo menyiapkan puluhan map berisi lamaran.

Ia pun mengaku melamar ke sejumlah lowongan asal dapat bekerja.

Kemudian, Prasetyo datang ke Jakarta. Saat tiba pun ia mengaku belum memiliki tujuan pekerjaan yang jelas.

Namun, ia memiliki keinginan untuk melamar di bidang kehakiman dan belum terpikir untuk masuk ke dunia kejaksaan.

"Begitu sampai Jakarta tentunya kita masih bingung arah tujuannya ke mana. Saya waktu itu kebetulan ingin melamar di kehakiman. Kejaksaan waktu itu belum terpikir, karena konon masuk kejaksaan lebih sulit daripada pekerjaan di tempat lain," kata dia. 

Prasetyo pun berangkat menggunakan bus PPD untuk melamar ke bidang kehakiman.

Akan tetapi, ia salah menaiki bus. Ia malah mengarah ke arah Blok M, tempat kantor Kejaksaan Agung.

Padahal, tujuannya adalah tempat melamar di bidang kehakiman yang berlokasi di Jalan Proklamasi.

Mantan politisi Partai Nasdem ini pun melihat keramaian di Gedung Kejaksaan Agung dan menduga ada pembukaan lowongan pekerjaan.

"Di Blok M waktu itu saya lihat gedung paling tinggi adalah Kejaksaan Agung kita sekarang ini. Dari atas mobil saya lihat banyak orang, bergerombol di sana, semua pegang map juga. Wah ini pasti ada pendaftaran," ujar dia.

Ia langsung loncat turun dari bus. Dengan takut-takut, Prasetyo masuk ke gedung tersebut. Ternyata, Kejaksaan Agung memang sedang membuka lowongan pekerjaan kala itu.

Prasetyo pun mengambil map yang berisi lamaran dan menyerahkannya.

Setelah serangkaian proses dan tes, nama Prasetyo termasuk di antara delapan pelamar yang lolos. Bahkan, ia memperoleh nilai tertinggi.

"Dari sekian ratus yang mendaftar, waktu itu tahap pertama hanya 8 yang diterima secara resmi, dan satu di antaranya saya dan bukan bermaksud untuk narsis atau apa pun, dari kedelapan pelamar yang diterima itu saya mendapatkan nilai tertinggi," tutur Prasetyo.

Masa tugas Prasetyo sebagai Jaksa Agung berakhir. Sebagai gantinya, Presiden Joko Widodo menunjuk Burhanuddin jadi Jaksa Agung dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Burhanuddin merupakan Jaksa Agung dari kalangan internal lembaga tersebut. 

https://nasional.kompas.com/read/2019/10/29/11352571/cerita-prasetyo-terjun-ke-dunia-kejaksaan-dari-salah-naik-bus-tak-berniat

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke