Salin Artikel

Temui Megawati, Gibran Tegas Tak Maju Lewat Independen hingga Diminta Baca Buku Bung Karno

Gibran tiba pukul 11.56 WIB dengan mengenakan kemeja bertuliskan Indonesia Raya bergambar karikatur tokoh nasional dan celana hitam. 

Dia datang seorang diri sambil membawa sebuah dokumen, memo, bolpoin, serta ponsel.

"Nanti ya, saya masuk ke dalam dulu!" ujar Gibran.

Dia pun langsung masuk ke dalam rumah Megawati Soekarnoputri.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto datang lebih dahulu.

Sekitar satu jam kemudian, dengan didampingi Hasto, Gibran pun keluar dan menyampaikan hasil pertemuannya dengan Megawati.

Tak akan maju independen

Gibran memang berencana maju sebagai wali kota Solo pada Pilkada Solo 2020 mendatang.

Sebelumnya dia telah mendaftarkan diri sebagai anggota PDI-P Kota Surakarta.

Namun, Gibran belum mendapatkan tiket untuk dapat melaju dalam kontestasi tersebut karena muncul beberapa nama lain dari hasil penjaringan tertutup PDI-P Kota Surakarta.

Oleh karena itu, peluang Gibran pun disebutkan sudah tertutup. Jika ingin terus maju, Gibran pun hanya bisa melakukannya lewat jalur independen.

Namun, dari hasil pertemuannya dengan Megawati, Gibran memastikan dirinya tidak akan maju menjadi calon wali kota Solo dari jalur independen dalam pilkada tersebut.

Gibran menegaskan bahwa ia akan berjuang dalam kontestasi tersebut melalui PDI-P.

"Saya sampaikan keseriusan saya untuk maju (Pilkada Solo). Saya sampaikan juga ke Bu Mega, saya sudah punya KTA (kartu tanda anggota) PDI-P dan saya tidak akan maju lewat independen seperti yang dikatakan di Solo kemarin. Itu tidak benar," kata Gibran usai pertemuan.

"Saya tidak pernah berkata kepada siapa pun, di mana pun, kalau saya akan maju lewat independen. Saya sudah punya KTA PDI-P, saya akan berjuang melalui PDI-P juga," ucap Gibran lagi. 

Sayangnya, Gibran enggan menjelaskan bagaimana respons Megawati Soekarnoputri atas apa yang disampaikannya tersebut.

Selain itu, Gibran mengatakan bahwa pertemuannya dengan Megawati karena dirinya telah mengambil KTA PDI-P sehingga sudah sewajarnya bersilaturahim dengan para petinggi partai tersebut.

Apalagi, saat di Solo, Gibran juga mengaku telah menemui Ketua DPC PDI-P Kota Solo FX Rudy Hadyatmo dan beberapa senior lainnya.

"Siang ini saya berkesempatan untuk sowan, silaturahmi ke Bu Mega. Jadi kalau di Solo saya sudah ambil KTA PDI-P sudah sewajarnya saya sowan dan silaturahmi ke senior-senior, petinggi-petinggi PDIP. Kalau di Solo, saya sudah sowan ke Pak Rudy, beberapa senior PDI-P dan hari ini ke Bu Mega," kata dia.

Megawati minta Gibran ikuti tahapan

Menurut dewan pimpinan cabang (DPC) PDI-P Kota Solo, Gibran sudah tidak memiliki peluang maju di pilkada Solo karena sudah ada dua nama calon dari hasil penjaringan tertutup PDI-P Kota Surakarta.

Kedua nama tersebut adalah Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa. Surat penugasan keduanya bahkan telah dikirim ke dewan pimpinan pusat (DPP) dan dewan pimpinan daerah (DPD) PDI-P untuk mendapatkan rekomendasi.

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menyatakan, PDI-P memiliki mekanisme tersendiri dalam menjaring calon untuk dapat dimajukan di Pilkada Solo.

"PDI-P punya mekanisme, ada pemetaan politik, usul daerah, ada psikotest. Psikotest berlaku buat semua. Sekiranya Mas Gibran mendaftar, maka akan mengikuti tahapan-tahapan tersebut," kata Hasto setelah mendampingi Gibran.

Meskipun sudah ada dua nama calon wali kota Solo yang diajukan DPC PDI-P Solo, Hasto mengatakan, ada beberapa pintu untuk menjadi calon kepala daerah di PDI-P bagi mereka yang masih ingin maju lewat partai tersebut.

Pintu pertama adalah DPC partai yang bisa diusulkan melalui pimpinan anak cabang (PAC). Pintu kedua adalah DPD partai tingkat provinsi dan DPP partai. 

Kepada Gibran, kata dia, Megawati menyampaikan tahapan-tahapan pencalonan tersebut.

"Kami sudah mempunyai mekanisme kelembagaan dalam mempersiapkan pemimpin. Semua mengikuti hal yang sama karena prinsip kesetaraan yang dipakai PDI-P, maka Bu Mega menyampaikan tahapan-tahapan seperti itu," ucap Hasto.

Karena Gibran sudah tak punya peluang di DPC, ia masih memiliki kesempatan maju dengan mendaftar di DPD dan DPP.

Menurut Hasto, mereka yang belum mendaftar di DPC dan DPD, bahkan masih terbuka peluangnya di DPP.

"Kalau pendaftaran, pintu terbuka di DPD dan DPP partai," kata dia.

Hasto juga menyampaikan, meski ada tiga pintu yang bisa dilalui, akan tetapi keputusan akhir nama-nama yang maju tetap ada di DPP.

Sebab, DPP akan melakukan pemetaan politik dengan menggabungkan survei dan menyajikan hasil psikotes dengan keputusan akhir di tangan Megawati Soekarnoputri.

"Jadi semua ada prosesnya, maka semua mengikuti tahapan itu. Setelah direkomendasikan, siapapun itu wajib ikuti sekolah kepala daerah sehingga bagi PDI-P, benar-benar mempersiapkan seseorang menjadi pemimpin," kata dia.

Hasto memastikan, Gibran juga sudah siap mengikuti tahapan-tahapan tersebut ketika ditanya oleh Megawati.

"Kan belum ada keputusan, jadi semua ada tahapan-tahapannya karena yang kami bangun mekanisme kelembagaan kepartaian. Tadi juga Mas Gibran siap ketika ditanyakan nanti ikut psikotes, karena tahapan harus dilalui," kata dia.

Wajib baca buku Bung Karno

Hasto juga menyebutkan, Gibran diminta Megawati Soekarnoputri membaca empat buku karya Bung Karno, selain membaca AD-ART partai.

"Ibu menyampaikan bacaan wajib seperti buku Indonesia Menggugat, Mencapai Indonesia Merdeka, Lahirnya Pancasila dan Membangun Tatanan Dunia yang Baru. Semua buku Bung Karno yang bersifat wajib, termasuk Mas Gibran disarankan membaca 4 buku tersebut selain AD-ART partai," kata Hasto usai mendampingi Gibran.

Hasto mengatakan, saran Megawati tersebut disampaikan setelah Gibran menginformasikan bahwa dirinya saat ini sudah memiliki KTA PDI-P.

Dengan demikian, kata Hasto, pertemuan keduanya juga menjadi kursus politik secara langsung bagi Gibran dari Megawati.

https://nasional.kompas.com/read/2019/10/25/09061131/temui-megawati-gibran-tegas-tak-maju-lewat-independen-hingga-diminta-baca

Terkini Lainnya

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke