Dia mengatakan, karhutla terjadi sebagian besar di area lahan masyarakat yang berupa lahan gambut.
"Tapi secara umum, dari hutan yang terbakar, dari 328.000 ha yang berhutan, hanya 28.000 ha dari coverage area yang terbakar. 300.000 ha yang terbakar itu tidak ada pohon," kata Rafless dalam jumpa pers di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa (24/9/2019).
Menurut Rafless, hal tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan citra satelit, citra hotspot, dan pengecekan langsung ke lapangan.
"Itu bukan vegetasi pohon berhutan," kata dia.
Raffles mengatakan, jumlah hotspot di beberapa wilayah juga sudah menurun meskipun masih ditemukan di sejumlah titik pada Selasa pagi.
Namun titik kebakaran tersebut sudah ditangani langsung oleh satgas. Antara lain seperti di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Menurut dia, teknologi modifikasi cuaca (TMC) dengan melakukan hujan buatan menjadi penyebab berkurangnya jumlah hotspot yang ada.
Sejauh ini, diketahui masih ada 64 hotspot di Riau, 165 hotpsot di Sumatera Selatan, dan 130 hotspot di Jambi.
Kemudian di Kalimantan Tengah masih ditemukan hotspot hingga 475, terutama di wilayah Kota Waringin Timur.
Selanjutnya di Kalimantan Barat tinggal 39 hotspot, Kalimantan Selatan 61 hotspot, serta Papua yang juga ditemukan ada 7 hotspot.
https://nasional.kompas.com/read/2019/09/24/19304331/klhk-sebut-kebakaran-hutan-di-sumatera-dan-kalimantan-tak-bakar-vegetasi