Salin Artikel

Wapres: Tak Mudah Jadi Pak Habibie, Ilmuwan Sekaligus Negarawan

Menurut Kalla, dua peran yang dijalankan Habibie tersebut merupakan keistimewaan yang dimiliki pria yang dijuluki Mr. Crack itu. Kalla menilai tak mudah menjadi seorang ilmuwan sekaligus negarawan.

"Beliau telah menghabiskan waktunya untuk membangun bangsa ini dalam dua hal yang sangat penting. Teknologi dan juga demokrasi bangsa ini," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (12/9/2019).

"Beliau seperti yang saya katakan tadi, seorang ilmuwan, seorang yang mengabdikan dirinya dalam teknologi. Sekaligus juga negarawan. Tidak mudah menyatukan hal itu," kata Kalla lagi.

Bahkan, kata Kalla, Presiden Soekarno yang juga seorang insinyur lebih menonjol di politik.

Sedangkan Habibie, kata Kalla, bisa menonjol di bidang politik maupun teknologi.

Di bidang politik, Habibie mampu membawa Indonesia lepas dari stigma Orde Baru menuju negara demokrasi.

Sedangkan di bidang teknologi, nama Habibie harum di dunia penerbangan internasional lantaran didapuk sebagai penemu teori keretakan pesawat.

"Karena itu mari kita mendoakan arwah almarhum diterima di sisi-Nya dengan sangat baik. Karena itu bagi kita jasa seorang pejuang negarawan harus menjadi panutan kita semua," lanjut Kalla.

Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie wafat pukul Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB.

Habibie meninggal dunia, menurut putranya Thareq Kemal Habibie, karena sudah berusia tua sehingga sejumlah organ dalam tubuhnya mengalami degenerasi. Salah satunya adalah jantung.

Rencananya, Habibie dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP), Kalibata, Jakarta Selatan. Tepatnya di samping makam almarhum istrinya, Hasri Ainun.

https://nasional.kompas.com/read/2019/09/12/11115921/wapres-tak-mudah-jadi-pak-habibie-ilmuwan-sekaligus-negarawan

Terkini Lainnya

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke