Moeldoko menyayangkan berita hoaks tersebut bisa ditayangkan oleh media asing yang dikenal memiliki reputasi yang baik.
"Seperti kemarin (muncul berita) enam orang sipil diberondong oleh polisi dan TNI. Itu di New York Times ngomong begitu, terus Reuters ngomong begitu. Kan enggak bener gitu," ujar Moeldoko saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (2/9/2019).
"Setelah saya konfirmasi, saya ngomong, baru mereka meralat. Nah, ini media-media sebesar itu masih sembrono. Jadi banyak lagi media sosial yang hoaks-hoaks seperti itu. Yang berita tadi itu perlu dikonfirmasi lagi," lanjut dia.
Sebagai Kepala KSP, Moeldoko pun akan terus membantu pemerintah mempertahankan narasi soal situasi Papua yang berangsur aman.
"Saya membantu dalam konteks membangun komunikasi yang konstruktif menuju kondisi yang stabil. Karena sekarang ini situasi diperburuk oleh berita-berita hoaks, berita enggak bener," lanjut dia.
Sebelumnya beredar berita, terdapat enam warga yang tewas saat kerusuhan di wilayah Deiyai, Papua.
Terkait itu, Polda Papua berencana memeriksa Juru Bicara Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Deiyai, Agus Mote terkait penyebaran informasi itu.
"Itu rencana Polda Papua akan panggil (Agus Mote) nanti," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (30/8/2019).
Meski demikian, polisi belum melayangkan surat panggilan. Surat tersebut akan dikirim pada Senin ini.
https://nasional.kompas.com/read/2019/09/02/14125281/moeldoko-soroti-media-asing-yang-sembrono-menulis-soal-papua