Demikianlah ungkapan presiden ke-6 Republik Indonesia tersebut untuk menggambarkan warisan paling besar yang ia terima dari sang ibunda, Siti Habibah.
Dalam buku tersebut, ditulis Siti Habibah merupakan putri salah satu pendiri Pondok Pesantren Tremas di Desa Temas yang berjarak 12 kilometer dari Pacitan.
Siti selalu mendorong SBY untuk menjadi penganut Islam yang taat.
Melalui Siti, SBY yang mewarisi jiwa militer sang ayah, Pensiunan Letnan Satu (Peltu) R Soekotjo, memiliki keseimbangan sikap dari sisi religiusitas.
Andil Siti dalam menciptakan SBY sebagai Muslim yang taat juga ditulis dalam buku "Ani Yudhoyono: Kepak Sayap Putri Prajurit" yang ditulis oleh Alberthiene Endah.
Dalam buku itu, disebutkan bahwa SBY lahir dan tumbuh besar di lingkungan pesantren.
Hubungan SBY dengan sang ibu terbilang sangat dekat. SBY kerap mendampingi Siti saat jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit.
Bahkan, saat menjabat sebagai presiden, SBY rela meninggalkan tugas-tugas kepresidenannya demi memastikan kondisi sang ibu dalam keadaan baik.
Pada Kamis (8/8/2019), Siti Habibah kembali mengalami gangguan kesehatan.
Pada Minggu (11/8/2019), kondisi Siti dinyatakan stabil. Namun, setelah itu kondisinya terus menurun.
Hari ini, Jumat (30/8/2019) Siti Habibah wafat di RS Mitra Cibubur pada Jumat (30/8/2019).
Jenazah disemayamkan di kediaman pribadi SBY di Puri Cikeas dan dimakamkan pada Sabtu (29/8/2019) di TPU Tanah Kusir.
https://nasional.kompas.com/read/2019/08/31/17022301/siti-habibah-alirkan-jiwa-militer-yang-religius-pada-sby