Daerah-daerah tersebut antara lain Mentawai-Nias, Selatan Sunda-Selatan Pulau Jawa, Selatan Bali-Sumbawa-Sumba, Sulawesi Tengah-Gorontalo, Ambon-Laut Banda, Laut Maluku Utara, serta Mamberamo dan sekitarnya.
Kendati demikian, Daryono menyebutkan bahwa hasil statistik BMKG sejak Januari hingga Agustus tahun ini trennya menurun.
"Hasil statistik setiap bulan gempa sejak Januari, kumulatif tapi trennya menurun. Kita belum tahu apa sebabnya, tapi aktivitas menurun ini tidak berarti tidak ada gempa," kata dia dalam konferensi pers di Kantor BNPB, di Jakarta Timur, Jumat (30/8/2019).
Daryono juga menyebutkan bahwa beberapa zona gempa di selatan Pulau Jawa saat ini sangat aktif.
Namun, hal tersebut bukan berarti akan terjadi gempa yang besar di zona aktif tersebut.
Data tersebut juga berdasarkan evaluasi aktivitas kegempaan bulan Agustus 2019.
"Kita lihat klaster seismitas. Aktif bukan berarti akan terjadi gempa besar di zona aktif," kata dia.
"Artinya dari acuan peta seistimitas Agustus kemungkinan bulan depan aktivitas masih di klaster-klaster ini yang tak menutup kemungkinan gempa besar didahului gempa-gempa kecil," ucap Daryono.
Berdasarkan hasil monitoring BMKG pada Agustus 2019, terjadi gempa tektonik sebanyak 673 kali. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding Juli 2019 yang gempanya terjadi 841 kali.
https://nasional.kompas.com/read/2019/08/30/20541181/berikut-daerah-dengan-zona-gempa-aktif-pada-september-2019