Kedua tokoh dengan jelas telah mengajak para pendukungnya untuk mengakhiri konflik antarpendukung ini. Inilah salah satu upaya kedua tokoh untuk mengubur dalam-dalam konflik cebong vs kampret.
"Kita juga berharap agar para pendukung juga melakukan hal sama karena kita adalah saudara sebangsa dan se-Tanah Air. Tidak ada lagi yang namanya 01, tidak ada lagi yang namanya 02," kata Jokowi.
Lebih tegas lagi, Jokowi menekankan, "Tidak ada lagi yang namanya cebong, tidak ada lagi yang namanya kampret, yang ada adalah Garuda, Garuda Pancasila." Suara tepuk tangan pun bergemuruh menyelimuti sekitar lokasi, mengiyakan seruan Jokowi.
Menurut Jokowi, fokus ke depan adalah merajut persatuan. "Marilah kita rajut, kita gerakkan kembali persatuan kita sebagai sebuah bangsa karena kompetisi global, kompetisi antarnegara semakin ketat sehingga kita memerlukan sebuah kebersamaan dalam memajukan negara ini dalam membangun negara yang kita cintai ini," katanya.
Jokowi menutup pertemuan itu dengan pernyataan yang kuat. "Ya, saya kira kalau sudah melihat para pemimpinnya sudah bergandengan, mestinya pendukungnya juga sudah selesai dan bergandengan semuanya," katanya.
"Jadi saudara-saudara, saya sangat setuju. Sudahlah, tidak ada cebong-cebong, tidak ada kampret-kampret, semuanya Merah Putih," kata Prabowo. Setelah menyerukan persatuan, kemudian keduanya berpelukan....
Pertemuan dua sahabat
Jokowi menggambarkan pertemuan itu sebagai pertemuan dua sahabat. "Pertemuan saya dengan Bapak Prabowo Subianto pada pagi hari ini adalah pertemuan seorang sahabat, pertemuan seorang kawan, pertemuan seorang saudara, yang sebetulnya ini sudah kita rencanakan lama," katanya.
Jokowi memahami mengapa pertamuan itu begitu lama terealisasi. Keduanya memang disibukkan oleh berbagai urusan.
"Pak Prabowo juga sibuk, sering mondar-mandir ke luar negeri. Saya pun juga begitu perga-pergi dari Jakarta ke daerah, dan ada yang ke luar (negeri) sehingga petemuan yang kami rencakanakn itu belum bisa terlaksana. Alhamdulillah pada pagi hari ini kami bisa bertemu dan mencoba MRT karena saya tahu Pak Prabowo belum pernah mencoba MRT," katanya.
Jokowi menyadari, kompetisi keduanya memang sangat keras. "Setelah kontestasi, kompetisi di pilpres, kita tahu di pilres adalah kompetisi, saya harus ngomong apa adanya, kompetisi yang sangat keras, baik antara kami maupun di antara pendukung," katanya.
Prabowo sadar nilai penting pertemuan ini
Prabowo sendiri menyadari betapa pertemuan kali ini punya nilai penting bagi Indonesia walaupun terkesan informal karena dilakukan di ruang publik, yaitu di stasiun MRT.
"Hari ini sebagaimana saudara-saudara saksikan, saya dan Pak Joko Widodo bertemu di atas MRT. Ini juga gagasan beliau. Beliau tahu bahwa saya belum pernah naik MRT. Jadi saya terima kasih Pak, saya naik MRT, luar biasa. Ya, kita bangga bahwa Indonesia akhirnya punya MRT yang bisa membantu kepentingan rakyat," kata Prabowo.
Prabowo juga menyadari berbagai perdebatan keras terkait belum ada ucapan selamat dari Prabowo ke kubu Jokowi. "Ada yang bertanya mengapa Pak Prabowo belum mengucapkan selamat atas ditetapkannya Pak Jokowi sebagai Presiden RI untuk 2019-2024, saya katakan saya ini bagaimanapun ada ewuh pekewuh, ada tata krama," katanya.
"Jadi kalau ucapan selamat maunya langsung tatap muka. Jadi saya ucapkan selamat, Pak (sambil menjabat tangan Jokowi)," kata Prabowo.
Peran akan mengkritisi pemerintah
Prabowo juga menggunakan istilah yang sama dengan Jokowi bahwa ia memang berkawan dan bersaudara dengan Jokowi. Jika dia bersikap kritis, itu dimaknai sebagai bagian dari peran di negara demokrasi.
"Jadi, kalau kami kadang-kadang bersaing, kadang-kadang saling mengkritik itu tuntutan politik, itu tuntutan demokrasi, demikan kan?" kata Prabowo.
Seperti Jokowi, Prabowo juga menyelipkan ajakan untuk menyudahi kompetisi yang telah berakhir. "Tetapi sesudah berkompetisi, sesudah bertarung dengan keras, kadang-kadang, kami tetap dalam kerangka keluarga besar RI. Kami sama-sama anak bangsa, kami sama-sama patriot, kami sama-sama ingin berbuat terbaik untuk rakyat dan bangsa Indonesia," kata Prabowo.
"Jadi saya ucapkan selamat bekerja. Saya....(warga meneriakkan 'peluk...peluk...') inilah demokrasi, Pak, kita disuruh-suruh...Saya juga ucapkan selamat tambah rambut putih, Pak," kata Prabowo.
Prabowo kembali menekankan peranannya untuk selalu akan mengkritik pemerintahan. Namun, di saat yang sama Prabowo juga memberi sinyal untuk mau membantu pemerintahan Jokowi.
"Saudara-saudara, menjadi presiden itu adalah mengabdi, jadi masalah yang beliau pikul besar, kami siap membantu jika diperlukan Pak, untuk kepentingan rakyat. Tapi juga minta maaf Pak jika mengkritik sekali-kali, kan demokrasi butuh suatu check and balance," kata Prabowo.
https://nasional.kompas.com/read/2019/07/13/13092011/pertemuan-jokowi-prabowo-upaya-mengubur-cebong-vs-kampret