Salin Artikel

12.000 Orang Mengungsi Akibat Banjir dan Tanah Longsor Bengkulu

Sementara itu, korban meninggal dunia juga terus bertambah. Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 30 April 2019 pukul 08.30 mencatat korban meninggal dunia sudah mencapai 29 orang.

"Tercatat 29 orang meninggal dunia dan 13 orang hilang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Gedung BNBP, Jakarta Timur, Selasa (30/4/2019).

Sebanyak 13 orang, lanjut Sutopo, masih dinyatakan hilang serta empat orang alami luka-luka. Total hingga saati ini terdapat 13.000 orang terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Bengkulu.

Ia menuturkan, korban banjir dan tanah longsor berasal dari sembilan kabupaten dan kota.

"Di antaranya Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Bengkulu Selatan, Kaur, Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Seluma, dan Kota Bengkulu," jelasnya.

Selain korban jiwa, seperti diungkapkan Sutopo, bencana ini juga mengakibatkan kerugian materi, meliputi 184 unit rumah rusak, 7 unit fasilitas pendidikan rusak, dan 211 hewan ternak mati. Selain itu, 40 infrastruktur, seperti jembatan dan ruas jalan rusak, serta 9 sarana prasarana perikanan dan kelautan juga rusak.

Sutopo mengungkapkan, saat ini BNPB terus melakuakan evakuasi. Ia menyebut daerah terdampak yang paling parah adalah Kabupaten Bengkulu Tengah.

"Kecamatan yang terisolir ada Pagar Jati, Mergi Sakti, sementara wilayah Gunung Bungkuk merupakan daerah dengan korban meninggal dunia terbanyak," ujarnya.

Sutopo memastikan penanganan darurat terus dilanjutkan dengan fokus pada evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, penanganan korban luka-luka, pelayanan pengungsi, perbaikan darurat sarana, dan prasarana umum.

https://nasional.kompas.com/read/2019/04/30/16134421/12000-orang-mengungsi-akibat-banjir-dan-tanah-longsor-bengkulu

Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke