Salin Artikel

Pasang Target Tinggi, Ma'ruf Ingin Menang 80 Persen di Sumenep

Target itu disampaikannya ketika kampanye di Lapangan Ahmad Yani, Sumenep, Senin (1/4/2019).

Awalnya Ma'ruf bertanya kepada masyarakat yang hadir berapa potensi perolehan suara di Sumenep. Terdengar jawaban 80 persen.

"Di Sumenep berapa persen? 80 persen? Hebat Sumenep! Sumenep hebat! Yang penting harus bisa mencapai 80 persen," ujar Ma'ruf.

Ma'ruf mengatakan, tantangan untuk mewujudkan hal itu memang tidak mudah. Sebab, pasangan Jokowi-Ma'ruf sering diserang berbagai hoaks.

Seperti hari ini, kata dia, beredar kabar bahwa Ma'ruf Amin masuk rumah sakit. Padahal, sejak pagi Ma'ruf sudah memulai perialanan menuju Sumenep.

Ma'ruf mengatakan, hoaks lainnya bahkan lebih parah. Dia menyebut kembali hoaks soal pelarangan azan, pelegalan zina, hingga pembubaran Kementerian Agama jika Jokowi-Ma'ruf menang.

Kepada masyarakat Sumenep, Ma'ruf mengatakan bahwa kabar itu tidak masuk akal. Sebab, hal itu tidak pernah terjadi meski Jokowi sudah menjadi presiden lebih dari 4 tahun.

Ma'ruf yakin hoaks semacam itu tidak berlaku di Sumenep dan tidak menggoyahkan warga Sumenep untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf.

Dia juga meminta kepada masyarakat untuk berani melawan hoaks dan intimidasi terhadap mereka.

"Mari kita bulatkan tekadnya. Kalau nanti ada yang memengaruhi supaya tidak pilih 01, mau tidak? Kalau ada yang memengaruhi jangan ke TPS mau tidak? Jangan mau! Kalau ada yang menakuti, kita takut gak? Tidak!" kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2019/04/01/16512691/pasang-target-tinggi-maruf-ingin-menang-80-persen-di-sumenep

Terkini Lainnya

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke